Mudik Lebaran 2025
Menkes Imbau Pemudik Istirahat 15 Menit Setelah Berkendara 5 Jam Untuk Hindari Kecelakaan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan supaya pemudik menyempatkan diri untuk beristirahat dalam perjalanan mudik lebaran.
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Menteri Kesehatannya (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan supaya pemudik menyempatkan diri untuk beristirahat dalam perjalanan mudik lebaran.
Dalam kunjungannya ke rest area KM 52 Tol Jakarta-Cikampek, Budi menjelaskan, raga yang kurang istirahat saat mudik dapat mengakibatkan kecelakaan hingga kematian.
“Ada satu penyakit yang paling mengancam jiwa di masa mudik, namanya penyakit kecelakaan,” ujarnya, Rabu (26/3/2025).
Supaya hal tersebut tidak terjadi, Budi meminta pengendara untuk beristirahat setidaknya 15 hingga 30 menit setelah menempuh perjalanan maksimal lima jam.
Jika tidak beristirahat, kondisi kelelahan akan menerpa dan pengemudi jadi kurang awas terhadap sekitar.
Baca juga: Menteri Meutya Cek Keamanan Sinyal dan Frekuensi di Posko Mudik Stasiun Gambir
“Kecelakaan itu bisa kita hindari asalkan sopirnya setiap 5 jam, istirahat 15-30 menit,” jelas Budi.
“Karena kalau tidak, sopirnya nanti akan fatigue, dia lupa stretching, nanti dia akan kurang was-was, kemudian dia nubruk,” sambungnya.
Prediksi Puncak Mudik
Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap puncak mudik lebaran 2025 diprediksi terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025.
Untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan, sejumlah rekayasa lalu lintas disiapkan.
Baca juga: 6 Destinasi Tujuan Favorit Pemudik dari Stasiun Gambir dan Senen pada Mudik Lebaran 2025
"Puncak arus mudik yang nanti diperkirakan H-3 atau tanggal 28 (Maret)," kata Sigit.
Sigit menjelaskan, beberapa skema rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan antara lain contraflow, one way, dan sistem ganjil genap.
Penerapan rekayasa ini akan bergantung pada situasi lalu lintas di lapangan.
"Hari ini kita mulai akan memperlakukan rekayasa apakah itu contra flow yang dilaksanakan di kilometer 47 sampai dengan 70, dan kemudian selanjutnya apabila memang dibutuhkan kita juga persiapkan one way," ujar Sigit.
Pada tahap awal, contraflow akan diberlakukan mulai dari KM 47 hingga KM 70 Tol Jakarta-Cikampek.
Jika terjadi kepadatan ekstrem dengan volume kendaraan lebih dari 8 ribu kendaraan per jam, kebijakan one way akan diterapkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.