Jumat, 3 Oktober 2025

Viral Patung Penyu Senilai Rp 15 M di Sukabumi Terbuat dari Kardus, Pihak Pembangun Beri Klarifikasi

Patung penyu di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi disebut-sebut menelan biaya pembuatan Rp 15 miliar, pihak rekanan proyek tegaskan biayanya Rp 30 juta

Editor: Nuryanti
Instagram/mood.jakarta
Tangkapan layar unggahan video akun IG @mood.jakarta, Selasa (4/3/2025). Video menayangkan rusaknya Patung Penyu yang diduga senilai Rp15 miliar di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi. 

TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial sebuah patung penyu di Alun-alun Gadobangkong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Patung penyu itu disebut-sebut menelan biaya pembuatan sebesar Rp 15 miliar.

Yang menjadi masalah, patung tersebut ternyata terbuat dari potongan kardus.

Hal itu diketahui setelah patung penyu itu rusak hingga terlihat sisi bagian dalamnya yang ternyata berbahan kardus.

Warga yang kaget lalu mengunggahnya ke media sosial hingga video itu pun viral.

Belakangan pihak rekanan proyek pembangunan Alun-alun Gadobangkong, Imran Firdaus, buka suara terkait dengan viralnya pembuatan patung penyu itu.

Klarifikasi Patung Penyu Kardus

Imran mengatakan, anggaran pembuatan patung penyu tersebut tidaklah mencapai miliaran rupiah, seperti yang beredar di media sosial.

Ia menegaskan, pembuatan patung penyu tersebut hanya menghabiskan sekira Rp 30 juta.

"Sehubungan dengan isu bahwa ornamen penyu di Alun-Alun Gadobangkong dibangun dengan anggaran miliaran rupiah, kami tegaskan bahwa biaya pembuatannya hanya sekitar Rp 30 juta, sesuai dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan," ujar Imran dilansir TribunJabar.id, Rabu (5/3/2025).

Imran menjelaskan, material patung penyu itu dibuat dari bahan resin dan fiberglass.

Bagian kardus dan kayu yang berada di sisi dalam itu, bukan bagian dari struktur patung.

Baca juga: 3 Orang Meninggal dan 32 Lainnya Dirawat di Rumah Sakit Filipina setelah Mengonsumsi Penyu Laut

Terkait material kardus, kata Imran, itu hanyalah alat bantu untuk proses pencetakan.

"Ornamen ini dibuat menggunakan resin dan fiberglass, material yang umum digunakan untuk patung dan ornamen luar ruangan karena daya tahannya terhadap cuaca ekstrem."

"Terkait kardus dan bambu yang terlihat dalam video yang beredar, kami tegaskan bahwa material tersebut bukanlah bagian dari struktur utama ornamen, melainkan hanya alat bantu dalam proses cetakan awal untuk membentuk kura-kura dari bahan atau material resin dan fiberglass sebelum dikeringkan dan diperkuat. Jadi itu hanya media cetak metode pembuatan ornamen kura-kura," jelas Imran.

Jika patung penyu itu dibuat dari kardus, lanjut Imran, maka tidak akan tahan dari cuaca ekstrem, terlebih posisinya di tepi pantai.

"Secara logis, jika ornamen ini benar-benar terbuat dari kardus, tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu tahun menghadapi hujan lebat, panas terik, dan kondisi pesisir yang ekstrem," ucap Imran.

Imran menjelaskan, desain Alun-Alun Gadobangkong telah dibuat sesuai dengan perencanaan.

Posisinya pun berada di atas permukaan datar yang mengarah ke pasir.

"Namun, perlu dipahami bahwa konstruksi ini tidak dirancang untuk menghadapi ombak secara langsung, karena untuk menghadapi gelombang besar dibutuhkan pemecah ombak (breakwater)," urai Imran.

Imran mengatakan, pada Maret 2024, terjadi bencana gelombang pasang setinggi 2,5 hingga 3 meter yang menghantam kawasan pesisir, termasuk Alun-Alun Gadobangkong.

Ombak besar yang terus-menerus menghantam area tangga ini lalu menyebabkan kerusakan yang bertahap dan akhirnya mengikis struktur beton.

"Kami menegaskan bahwa kerusakan ini bukan karena kesalahan konstruksi, melainkan akibat faktor alam yang tidak bisa dihindari."

"Kami berharap pemerintah daerah dapat mempertimbangkan pembangunan pemecah ombak sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak abrasi dan gelombang tinggi di kawasan ini," ucap Imran.

Pihaknya juga berharap agar Alun-Alun Gadobangkong tetap bisa menjadi kebanggaan masyarakat.

Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa kurangnya perawatan telah membuat kawasan ini terkesan kumuh.

"Oleh karena itu, kami meminta pemerintah daerah segera membuat regulasi dan langkah konkret untuk menjaga, merawat, serta mempercantik kembali alun-alun ini."

"Kami percaya bahwa ruang publik ini bisa tetap menjadi destinasi yang nyaman bagi masyarakat jika semua pihak turut serta dalam upaya perawatannya. Kami juga berharap agar kesadaran masyarakat terhadap fasilitas umum bisa semakin meningkat, dengan tidak merusak, mencoret-coret, atau menyalahgunakan fasilitas yang ada," jelas Imran.

Imran menegaskan, pihaknya juga terbuka untuk melakukan diskusi agar bisa memberikan informasi akurat terkait pembangunan proyek Alun-alun Gadobangkong tersebut.

"Kami terbuka untuk diskusi lebih lanjut guna memberikan informasi yang lebih akurat terkait pembangunan proyek ini," imbuh Imran.

Alun-alun Gadobangkong Diterpa Ombak

Sebelumnya diberitakan, Alun-alun Gadobangkong pernah mengalami musibah karena diterpa ombak.

Peristiwa rusaknya sejumlah infrastruktur di kawasan Alun-alun Gadobangkong ini terjadi sekitar pertengahan Februari 2025.

Selain patung penyu yang rusak, jogging track pun ikut jebol karena bagian bawahnya yang tergerus ombak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu anggaran dari Dinas Perkim untuk perbaikan kerusakan fasilitas di Alun-alun Gadobangkong.

"Anggarannya tidak di DLH, tapi di Perkim."

"Penganggarannya masih di Perkim tahun ini, kami hanya pengelola saja, artinya kami sedang menunggu anggaran dari Perkim untuk perbaikan," kata Prasetyo, Selasa (18/2/2025) dilansir TribunTangerang.com.

Disinggung soal rencana jumlah anggaran untuk perbaikan kerusakan Alun-alun Gadobangkong, Prasetyo mengaku tidak mengetahui hal itu.

"Di Perkim jelasnya," ujar Prasetyo, singkat.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 4 Fakta Dibalik Rusaknya Patung Penyu "Kardus" yang Viral di Sukabumi, Anggarannya Rp 30 Juta dan Tribuntangerang.com dengan judul Heboh, Patung Penyu Senilai Rp 15 Miliar di Sukabumi Rusak, Ternyata Dalamnya Kardus

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJabar.id/M Rizal Jalaludin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved