Kasus Korupsi Minyak Mentah
Kasus Korupsi Pertamina, DEN Sebut Tren Impor BBM 2021-2023 Meningkat, Paling Banyak Pertalite
DEN menyebut tren impor BBM mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2021-2023. Adapun paling banyak adalah Pertalite di mana naik tiap tahunnya.
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Eri Purnomohadi membeberkan tren impor bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) Tbk dalam kurun 2021-2023 di tengah kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Patra Niaga periode 2018-2023.
Dalam pemaparannya, Eri mengungkapkan tren impor BBM oleh Pertamina selalu meningkat dari tahun 2021 hingga 2023.
Adapun pada tahun 2021, BBM RON 90 atau Pertalite menjadi impor tertinggi yaitu mencapai 8,15 juta kiloliter.
Lalu, impor Pertalite meningkat terus pada dua tahun selanjutnya, yakni 2022-2023.
"Trennya itu meningkat, RON 90 itu 8,15 juta kiloliter. Tahun 2022, RON 90 itu 15,11 juta kiloliter. Impor produk minyak bumi (Pertalite) tahun 2023 itu 16,12 kiloliter," katanya dalam acara Industrial Summit 2025 bertajuk Kasus Pertamina vs Kepercayaan Publik yang ditayangkan di YouTube Kompas TV, Rabu (5/3/2025).
Sementara, kata Eri, impor BBM RON 92 atau Pertamax justru sangat kecil dalam kurun waktu 2021-2023.
Bahkan, dalam pemaparannya, tidak menyampai 1 juta kiloliter tiap tahunnya.
Adapun pada tahun 2021, impor Pertamax hanya 0,10 kiloliter. Lalu, di tahun 2022, cuma 0,12 kiloliter, dan tahun 2023 sebesar 0,27 kiloliter.
Baca juga: Jampidsus Ungkap Kemungkinan Jumlah Tersangka dan Kerugian Negara Kasus Korupsi Pertamina Bertambah
Di sisi lain, tren impor BBM RON 95 atau Pertamax Green mengalami penurunan di mana di tahun 2021 mencapai 9,84 juta kiloliter, lalu pada tahun 2022 menurun menjadi 6,39 juta kiloliter.
Penurunan kembali terjadi pada impor Pertamax Green yaitu menjadi 4,67 kiloliter pada tahun 2023.
Tentang hal ini, Eri mengungkapkan seluruh impor BBM tersebut berasal dari kilang Singapura.
Pasalnya, imbuh Eri, kilang dari Singapura mampu memproduksi minyak mentah mencapai 800 ribu barel per hari dan dianggap dapat memenuhi kebutuhan Indonesia.
"Di dalam dunia impor mengimpor BBM, Indonesia rujukannya adalah beli dari Singapura melalui MOPS atau Mean of Platts Singapore."
"Kita ketahui kilang Singapura itu hampir 800 ribu per barel produksinya per hari. Jadi Indonesia sangat tergantung atau Singapura senantiasa mengekspor produk kilangnya ke Indonesia," jelasnya.
Eri menuturkan adanya impor BBM tersebut karena produksi kilang di Indonesia masih rendah yaitu hanya 600 ribu barel per hari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.