Rabu, 1 Oktober 2025

Sritex Pailit

Cerita Pilu Karyawan Sritex yang Terkena PHK

PT Sritex resmi tutup dan ribuan buruh kehilangan pekerjaan atau terkena PHK, ada kisah sedih dan harapan para karyawan.

Tribun Solo/Anang Maruf Bagus Yuniar
TERIMA NASIB - Ribuan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Sukoharjo, mulai membawa perlengkapan pribadi mereka dari tempat kerja setelah penyebaran formulir pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Rabu (26/2/2025) kemarin. Wagiyem yang telah bekerja sebagai operator mesin tenun sejak 1997, mengaku terkejut atas kebangkrutan perusahaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah karyawan PT Sritex, perusahaan tekstil terkemuka, harus menerima kenyataan pahit setelah perusahaan dinyatakan pailit.

Pada Sabtu, 1 Maret 2025, PT Sritex resmi tutup, dan ribuan buruh kehilangan pekerjaan mereka atau terkena PHK.

Karyawan yang telah bekerja selama puluhan tahun di PT Sritex terpaksa berpisah dengan tempat kerja yang telah menjadi sumber penghidupan mereka.

Pada hari-hari terakhir sebelum penutupan, Kamis (27/2/2025), banyak karyawan terlihat mengemas barang-barang pribadi dan mengikuti acara perpisahan.

Cerita Karyawan

Berikut adalah kisah beberapa karyawan yang terdampak PHK:

Wagiyem: Nggak Nyangka Perusahaan Besar Bisa Bangkrut

Wagiyem, 48 tahun, telah bekerja sebagai operator mesin tenun sejak 1997.

Ia mengaku terkejut dengan kebangkrutan perusahaan.

"Gak nyangka aja pabrik sebesar ini, terkenal di luar negeri kok bisa bangkrut," ucapnya.

Menurut Wagiyem, ia sempat mengikuti acara perpisahan di Sritex.

Baca juga: Pemerintah Siapkan BLK hingga Loker Alternatif Bantu Korban PHK Sritex

"Hari ini (Jumat) cuma acara perpisahan saja. PHK-nya sudah kemarin. Hak-haknya dikasih tapi masih menunggu."

"Jaminan Hari Tua (JHT) Maret 2025 cair, pesangonnya nanti. Hak-hak karyawan semua dikasihkan," katanya saat duduk di warung depan gerbang utama, sehari sebelum Sritex tutup, Jumat (28/2/2025) sekitar pukul 09.15 WIB.

Wagiyem mengaku, telah bekerja di Sritex selama puluhan tahun. Sejak 1997, ia bekerja sebagai operator mesin tenun.

Selama bekerja pula, ada suka dan duka yang telah dilewatinya.  Termasuk ketika Wagiyem pernah mendapatkan selembar saham dari pendiri H.M. Lukminto. 

Karwi: Ingin Buka Usaha Warung

Karwi Mardiyanto, 45 tahun, juga menjadi korban PHK.

Ia berencana membuka usaha warung makan setelah Lebaran.

"Kalau saya untuk sementara ini karena bulan suci Ramadhan akan fokus untuk beribadah," katanya, Jumat.

Di sisi lain, Karwi yang sudah mengabdi selama 17 tahun di PT Sritex ini, merasakan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.

"Iya sedih, pasti. Tetapi ya tetap kita terima," ceritanya.

Daryati: Sedih dan Bingung

Daryati, yang telah mengabdi selama 25 tahun, merasa bingung dan sedih setelah kehilangan pekerjaan. "Saya berharap bisa mendapat pekerjaan baru," ujarnya.

Ia juga mengkhawatirkan biaya pendidikan untuk anak-anaknya.

Baca juga: Di Hadapan Ribuan Karyawan, Tangis Iwan Kurniawan Lukminto Pecah: Kami Berduka. Sritex Berduka

Warti: Hati Saya Sakit Rasanya

Warti, karyawan garmen yang juga terkena PHK, mengaku sangat kecewa. "Hati saya sakit rasanya ingin menangis," ungkapnya.

Ia berencana mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

Sri Cahyaningsih: Seolah Tak Percaya

Sri Cahyaningsih, seorang petugas keamanan di Sritex selama 25 tahun, merasa seperti mimpi.

"Soalnya saya berdiri di sini kerja di sini, mengabdi di Sritex untuk keluarga bisa bantu saudara-saudara," kata Sri.

 "Teman-teman semua di sini juga seperti tidak percaya," imbuhnya.

Ia berencana untuk beristirahat sejenak setelah PHK.

 

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved