Konflik Palestina Vs Israel
Cerita Komandan Kapal Perang TNI Letkol Wirastyo Jalankan Misi Di Lebanon Saat Konflik Terjadi
Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu menceritakan pengalamannya selama menjalankan misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan KRI Diponegoro-365 sekaligus Dansatgas Maritim TNI atau Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-O/UNIFIL Letkol Laut Wirastyo Haprabu menceritakan pengalamannya selama menjalankan misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon.
Haprabu menjelaskan dalam misi tersebut, satgas yang dipimpinnya menjalankan sejumlah tugas di antaranya adalah menginterogasi (hailing) kapal-kapal yang masuk ke perairan Mediterania di sepanjang garis pantai.
Selain itu, Satgas yang dipimpinnya juga mengambil data dan foto kapal yang dibutuhkan MTF atau Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) yang bertugas sebagai Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander.
Ia menjelaskan tugas yang dimandatkan kepada Satgas Maritim TNI oleh PBB adalah sebagai cadangan MIO Commander.
Hal itu diungkapkannya usai upacara penyambutan Satgas Maritim TNI (Maritime Task Force/MTF) Kontingen Garuda XXVIII-O UNIFIL Tahun Anggaran 2023-2024 yang pulang dari misi di Lebanon, di Lapangan Prima Mabes TNI Jakarta pada Selasa (18/2/2025).
Baca juga: Pasukan UNIFIL Bersumpah untuk Tetap di Lebanon Meskipun Ada Serangan Israel yang Disengaja
"Jadi kita hailing, kita laporkan kepada MTF ataupun kepada LAF Navy, kemudian aksi apa berikutnya oleh LAF Navy. Nanti akan di-assessment (dikaji) apakah ini perlu kita melaksanakan boarding lebih jauh, perlu kita on board, kita periksa satu per satu atau tidak, itu kewenangan dari LAF Navy," ungkap Haprabu.
"Kita sebagai UN, kita hanya membantu, sifatnya membantu LAF Navy menjaga sepanjang garis pantai dari Lebanon itu sendiri," tegasnya.
Selain itu, ujarnya, Satgas Maritim TNI juga disiagakan untuk perbantuan operasi pencarian dan pertolongan atau SAR.
Baca juga: UNIFIL Diserang, DK PBB Tegaskan Komitmen untuk Melindungi Pasukan Perdamaian di Lebanon
Bahkan, kata dia, Satgas Maritim TNI juga turut melakukan evakuasi baik kepada penduduk sipil saat konflik antara Lebanon dan Israel meningkat tahun lalu.
"Kita juga melaksanakan evakuasi pada saat September, Oktober, November. Begitu eskalasi (konflik) meningkat, jalan darat putus, kemudian bandara tutup, kita juga melaksanakan evakuasi," ungkap dia.
"Jadi dari selatan ke utara, maupun dari utara ke selatan, ataupun ke bandara yang di sekitar Lebanon, baik di Mersin di Turki, ataupun ke Cyprus, jadi kita evakuasi juga," lanjutnya.
Informasi dihimpun dalam misi tersebut, Haprabu memimpin 120 personel.
Mereka terdiri dari ABK KRI Diponegoro-365 105 orang dan personel pendukung.
Para personel pendukung terdiri dari 9 orang kru helikopter, satu orang perwira intelijen, satu orang perwira psikologi, satu orang perwira kesehatan/dokter, satu orang perwira penerangan, satu orang penyelam, dan satu orang Kopaska.
Selama melaksanakan misi perdamaian, KRI Diponegoro-365 telah melaksanakan 235 hari patroli di Laut Mediterania.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.