Selasa, 7 Oktober 2025

Pagar Laut 30 Km di Tangerang

Pagar di Pesisir Laut Bekasi, Nelayan Keluhkan Pendapatan Anjlok dan Perahu Rusak

Nelayan keluhkan pendapatan anjlok dan perahu rusak buntut pagar yang dibangun di Pesisir Laut Bekasi, Jawa Barat. 

Tribunnews.com/Ibriza
Penampakan pagar di pesisir laut Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (15/1/2025). Nelayan keluhkan pendapatan anjlok dan perahu rusak buntut pagar yang dibangun di Pesisir Laut Bekasi, Jawa Barat.  (Ibriza/Tribunnews) 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Pagar di pesisir Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tengah menjadi perbincangan publik.

Pasalnya, keberadaan pagar misterius sepanjang lima hingga delapan kilometer di lokasi tersebut banyak dikeluhkan masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

Pantaun Tribunnews.com, pada Rabu (15/1/2025), pagar-pagar yang terbuat dari ratusan lebih bambu berukuran sedang tersebut berada sekira satu hingga tiga kilometer dari pesisir Desa Segara Jaya.

Sebagian pagar ada yang dipasang satu baris panjang. Sedangkan pagar lainnya dipasang dua baris berjajar dan di atasnya menopang gundukan tanah.

Barisan pagar-pagar di tengah laut itu diduga dipasang sebagai patok area tertentu. 

Hal itu dikarenakan kebanyakan pagar dibentuk melingkar dan jumlahnya lebih dari satu lingkaran.

Beberapa pagar tampak terendam air laut dan sebagian lainnya ada yang sudah rusak. 

Sebab, sejumlah bilah bambu terlihat mengapung cukup jauh dari barisan-barisan bambu yang membentuk pagar.

Oglek (45), warga setempat yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan mengaku kerap mengalami kerusakan perahu.

Ia mencari ikan dengan menumpangi perahunya yang berukuran kecil atau biasa disebut sampan.

Menurutnya, sejumlah bilah bambu yang rusak kerap menutupi jalur yang sedianya bisa dilalui perahu.

Oglek mengungkapkan, baling-baling mesin perahunya beberapa kali rusak akibat tidak sengaja menabrak bilah bambu yang terlepas dari pagar.

"Ada mungkin 10 kali ganti baling-baling. Bambu-bambu itu kan banyak yang di tengah jalur (perahu). Jadi kalau tertabrak, besi baling-balingnya tepo," ungkap Oglek, kepada Tribunnews, Selasa.

Oglek mengatakan, pagar bambu di tengah laut tersebut sudah ada sejak satu tahun lalu.

Menurutnya, keberadaan pagar-pagar tersebut membuat pendapatannya menurun. Hal itu dikarenakan pagar tersebut menghalangi ikan-ikan masuk ke pesisir laut.

Baca juga: Ternyata Pagar Laut di Perairan Bekasi untuk Proyek Alur Pelabuhan Perikanan, Nilainya Rp200 M

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved