Rabu, 1 Oktober 2025

Fahri Hamzah Ajak Teruskan Rekonsiliasi di Tahun 2025, Singgung Perlunya Tiga Komando

Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah, mengajak semua pihak meneruskan rekonsiliasi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews/Rizki Sandi Saputra
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora Fahri Hamzah saat ditemui awak media usai deklarasi pengusungan Ridwan Kamil-Suswono untuk Pilkada Jakarta 2024 di The Sultan Hotel, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah, mengajak semua pihak meneruskan rekonsiliasi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Bukan tanpa sebab, Fahri menilai sistem politik liberal saat ini telah merusak semangat persatuan dan keharmonisan nasional di Indonesia. 

Sebab itu, dia mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk memimpin konsolidasi nasional melalui kebijakan politik yang berorientasi pada jati diri bangsa Indonesia.

"Kita membutuhkan komando baru dalam politik untuk menciptakan arah yang jelas dan membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih kuat. Tetapi bukan godaan untuk meniru sistem pemerintahan otoriter seperti China," kata Fahri kepada wartawan Kamis (2/1/2025).

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Wamen PKP) itu mengatakan, ada tiga komando yang diperlukan untuk mengkonsolidasi bangsa Indonesia saat ini, meski dikritik sebagian orang sebagai feodalisme.

Pertama adalah komando politik, kedua komando ekonomi dan ketiga komando sosial. 

Komando politik ini dalam pengertian prosedur dalam berpolitik atau konsolidasi politik. 

Sehingga ada keharmonisan antar anak bangsa di antara pusat dan daerah, suku dan agama, serta penghapusan dominasi partai-partai yang bersifat ekstremis.

"Di masa Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo), partai politik seenaknya main di belakang mentorpedo kekuatan presidensialisme, merusak sistem presidensialisme untuk untuk menyerang Pak Jokowi, yang seolah olah dia tidak ada jasanya," ujarnya.

Padahal kata Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil menata kembali sistem presidensialisme, membangun rekonsialiasi dan menciptakan transisi pemerintahan yang berjalan mulus ke Presiden Prabowo.

Sedangkan komando ekonomi dimaksudkan untuk melakukan konsolidasi ekonomi, meninggalkan ekonomi liberal yang memanjakan pemilik modal dan memperjuangkan ekonomi Pancasila, yakni koperasi dan sistem gotong royong.

"Dalam hal ekonomi Pak Prabowo paling tidak ingin berhentilah kita mencuri, berhentilah kita merusak alam, berhentilah mengacak acak alam ini. Bayarlah pajak, cukai serta berhentilah melakukan korupsi bersama para pejabat dan pesta pora atas sumber daya alam ini," ucapnya.

Karena itu, komando ekonomi ini diperlukan sebagai satu keinginan untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih masif dan menumbuhkan perekonomian di tingkat desa. 

Sebab, ekonomi liberal terbukti tidak membuat orang miskin menjadi kaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved