Jumat, 3 Oktober 2025

Kritikan Anies-Mahfud setelah Pameran Lukisan Yos Batal: Seni Dilarang, akan Selalu Temukan Jalannya

Anies dan Mahfud mengkritik pembatalan pameran lukisan Yos Suprarto oleh Galeri Nasional. Mahfud mengkritik dalih Galeri Nasional soal pembatalan ini.

Tribunnews/Choirul Arifin
Salah satu lukisan karya Yos Suprapto yang ditampilkan di pameran tunggal di Galeri Nasional di kawasan Gambir, Jakarta, dan dibuka Selasa, 17 Desember 2024. Anies dan Mahfud mengkritik pembatalan pameran lukisan Yos Suparto oleh Galeri Nasional. Mahfud mengkritik dalih Galeri Nasional soal pembatalan ini. 

Namun, Galeri Nasional menegaskan pameran lukisan milik Yos tidak dibatalkan, tetapi ditunda.

Sementara, Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional, Jarot Mahendra menegaskan hubungan antara pihaknya, Yos, dan Suwarno tetap dihargai.

“Kami berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan kedua belah pihak dalam rangka mencari solusi yang kolektif dan konstruktif,” ungkap Jarot.

Baca juga: Yos Suprapto

Lebih lanjut, Galeri Nasional berkomitmen untuk menjaga integritas proses kuratorial serta memastikan keberagaman ekspresi seni di ruang publik.

Jarot, mewakili Galeri Nasional, menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas penundaan pameran tersebut.

“Kami berharap dapat menyambut publik kembali di pameran-pameran Galeri Nasional Indonesia lainnya di masa depan,” tutup Jarot.

Yos Butuh Riset 15 Tahun

Pelukis kawakan Yos Suprapto dan Djarot Mahendra, Direktur Galeri Nasional, di pembukaan pameran tunggal bertajuk Tanah Untuk Kebangkitan Pangan Nasional di Galeri Nasional di kawasan Gambir, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Pelukis kawakan Yos Suprapto dan Djarot Mahendra, Direktur Galeri Nasional, di pembukaan pameran tunggal bertajuk Tanah Untuk Kebangkitan Pangan Nasional di Galeri Nasional di kawasan Gambir, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024. (Tribunnews/Choirul Arifin)

Yos mengaku membutuhkan waktu penelitian 15 tahun terkait tema yang diusung, yaitu kedaulatan pangan Indonesia berada di tangan asing.

"Produksi pangan Indonesia masih sangat bergantung pada tanah dan lahan mengalami kerusakan parah akibat interaksi dengan pupuk sintetis," ujar Yos di acara pembukaan pameran tunggalnya, Selasa (17/12/2024).

Dia juga menegaskan pangan adalah kebutuhan primer manusia agar bisa hidup.

"Bagaimana jika kebutuhan pangan kita didikte oleh asing. Jika asing mendikte maka semua aspek kehidupan kita juga didikte oleh asing termasuk dalam berbudaya," kata Yos Suprapto.

Yos mengungkapkan pameran tunggal yang digelarnya untuk membangkitkan kesadaran publik terkait pentingnya kedaulatan pangan kembali ke bangsa sendiri dan bukan dikendalikan oleh asing.

"Saya mengajak anak anak muda jadi petani bahkan di kota sekalipun untuk memproduksi pangan. Esensi survival adalah kemampuan mengamankan kebutuhan perut," ungkap Yos.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Choirul Arifin)(Sonora.id/Jumar Sudiyana)(Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved