Ketahui Gejala Penyakit Lupus, Terlambat Mendeteksi Tingkatkan Risiko Keparahan
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam penanganan penyakit lupus adalah terlambatnya deteksi di awal.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi ungkap penanganan penyakit lupus eritematosus sistemik (LAS).
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terlambatnya deteksi di awal.
"Keterlambatan dalam diagnosis dan penanganan sering terjadi. Dan kita tahu kalau kita terlambat maka penyakit LAS ini akan semakin parah dan membutuhkan pembiayaan yang cukup mahal," ungkapnya pada siaran kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (17/12/2024).
Baca juga: Mitos atau Fakta, Penyakit Lupus Bisa Menular? Begini Penjelasan Dokter
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyadari apa saja gejala dari penyakit lupus ini.
Nadia menjelaskan jika umumnya, penyakit lupus di alami orang pada usia produktif.
Gejala dari penyakit lupus sangat bervariasi karena bisa menyerang berbagai organ tubuh.
Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali. Pertama, ada ruam merah berbentuk kupu-kupu di wajah.
Ruam ini disebut malar butterfly rash dan menyebar dari batang hidung ke kedua pipi
"Kita bisa lihat ya, ada gambaran kupu-kupu atau butterfly itu yang sering kita kenali sebagai seorang penderita lupus," papar Nadia.
Kedua, adanya nyeri yang dirasakan hampir di semua sendi-sendi. Seperti kaki, tangan dan lainnya.
Ketiga, muncul kemerah-merahan di kuku-kuku. Kemudian jari tangan dan kaki tampak pucat.
Keempat, tubuh merasa takut atau tidak nyaman ketika berada di udara dingin. Ada sariawan yang terjadi lebih dari 2 minggu.
Kelima, ada kelainan-kelainan darah. Sering kali lupus juga bisa ditandai dengan munculnya anemia yang terjadi terus-menerus.
Bisa pula ditandai dengan kekurangan dari sel darah putih mau pun dari sel pembekuan darah yaitu trombosit.
Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Multiple Myeloma, Apa yang Harus Dilakukan? |
![]() |
---|
Ekonom Ingatkan Pemerintah, Minimnya Sosialisasi Kebijakan Bisa Munculkan Resistensi Masyarakat |
![]() |
---|
Stres dan Cemas Berlebihan karena Demo Rusuh, Ini Cara Akses Layanan Konseling Gratis dari Kemenkes |
![]() |
---|
Deteksi Kanker di Indonesia Makin Canggih, Kemenkes Berharap Bisa Gaet Pasien dari Mancanegara |
![]() |
---|
Penjelasan Lengkap Kemenkes Soal Penyebab Kematian Balita di Sukabumi, Bukan Cacingan, Tapi Sepsis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.