Jumat, 3 Oktober 2025

Di Forum Rektor Se-Rusia, Megawati Ingatkan Penyalahgunaan AI untuk Langgengkan Diktator

AI juga berpotensi menjadi mesin pembunuh kemanusiaan maupun disalahgunakan untuk alat melanggengkan kediktatoran.

Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato berjudul “Artificial Intelligence, Kemanusiaan dan Konflik Peradaban” di depan forum rektor universitas se-Rusia di kampus St.Petersburg University (SPBU), Rusia, Rabu (18/9/2024).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda 

 

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan kekhawatirannya tentang penyalahgunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) karena pemanfaatanya tidak dibatasi oleh nilai-nilai kemanusiaan. 

Menurut Megawati, AI juga berpotensi menjadi mesin pembunuh kemanusiaan maupun disalahgunakan untuk alat melanggengkan kediktatoran.

Megawati menyampaikan pesan tersebutdalam pidato berjudul “Artificial Intelligence, Kemanusiaan dan Konflik Peradaban” di forum rektor perguruan tinggi se-Rusia, di kampus St. Petersburg University (SPBU) di Kota St, Petersburg, Rusia, Rabu (18/9/2024). 

Forum ini diselenggarakan SPBU untuk memperingati 300 tahun usia St. Petersburg University yang merupakan salah satu kampus terbaik di Rusia.

Megawati mengajak dunia mendengarkan suara kemanusiaan yang disampaikan Paus Fransiskus, bahwa perkembangan teknologi termasuk melalui kecerdasan buatan, seharusnya tidak bisa digunakan menjadi mesin pembunuh yang otonom.

“Dalam pandangan Paus Fransiskus, keputusan yang menyangkut nasib kehidupan umat manusia tidak boleh digantikan dengan mesin yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan itu. Saya sangat sependapat dengan pernyataan tersebut,” kata Megawati.

Menurut Megawati, manusia memiliki kebijaksanaan, memiliki kemampuan memadukan alam pikir dan alam rasa.

Di dalam kesadaran kemanusiaan itu, keputusan manusia tidak bisa digantikan oleh mesin yang hanya mengedepankan pertimbangan teknis dan logika statistik. 

“Sekiranya perkembangan AI dilepaskan dari kemanusiaan, maka bisa terjadi suatu dictatorship baru yang mengatasnamakan big data dan kecerdasan buatan,” ujar Megawati. 

Baca juga: Usulan Penerbangan Langsung St Petersburg-Bali, Megawati: Pererat Indonesia-Rusia

Ketua Dewan Pengarah BRIN ini mengatakan, pendapatnya itu bukan karena anti dengan perkembangan kecerdasan buatan dan juga anti kemajuan modernisasi.

Namun, sebagai manusia, ia merasa masih punya tanggung jawab moral dan tanggung jawab terhadap masa depan, mengingat begitu banyak persoalan dunia saat ini yang memerlukan uluran tangan. 

Contoh yang disampaikan Megawati, dunia masih dihadapkan pada persoalan kelaparan, gizi buruk yang menciptakan stunting, serta berbagai penyakit menular yang menimbulkan kematian yang begitu tinggi. 

Baca juga: Megawati Bertemu Gubernur St Petersburg Rusia, Singgung Sejarah Masjid Biru dan Peran Bung Karno

Selain itu, beberapa negara mengalami piramid terbalik, yakni lebih banyak penduduk berusia tua dibandingkan kalangan muda yang produktif.

Sebab, semua masalah itu terjadi di tengah kontestasi kemajuan teknologi AI. Baginya, jika AI dimanfaatkan mengatasi masalah demikian, maka pemanfaatan AI masih bisa diterima. 

“Kepada Paus Fransiskus, saya beri masukan, ada sebuah peran yang mungkin diambil AI dalam mengatasi global warming. Menurut saya, apakah ini bisa jadi diskusi kita, apakah AI dapat berperan untuk menghentikan global warming?” kata Megawati.

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri berbincang santai dengan delegasi sebelum menjadi keynote speech pada ulang tahun ke-300 Universitas St. Petersburg, Rabu (18/9/2024) waktu setempat.
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri berbincang santai dengan delegasi sebelum menjadi keynote speech pada ulang tahun ke-300 Universitas St. Petersburg, Rabu (18/9/2024) waktu setempat. (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

“Intinya, pemikiran apakah AI punya lebih banyak keuntungan bagi manusia, atau sebaliknya. Menurut saya harus ada batas AI, dimana ‘intelligence’ itu harus tetap dikuasai oleh manusia,” tegasnya.

Dengan demikian, Megawati mengatakan, ke depan, seruan pengunaan AI demi mendukung kemanusiaan bagi keadilan dan kesetaraan dunia, harus terus digalakkan. 

Dengannya, akan muncul kesadaran bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk AI, ditempatkan kegunaannya justru bagi amal kemanusiaan, justru bagi kehidupan manusia. 

“Bukan jadi bagian alat pembunuh bagi kemanusiaan itu sendiri. Sementara teknologi yang hanya memicu lahirnya senjata pemusnah massal ataupun disrupsi bagi kemanusiaan harus dicegah penggunaannya,” pungkasnya.

Dalam rombongannya ke Rusia, Megawati didampingi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.

Dalam kunjungan ke Rusia, Megawati didampingi Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Kesowo.

Turut pula mendampingi, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dan Wakil Kepala BPIP Rima Agristina. Megawati juga tampak ikut ditemani Herman Herry, anggota DPR RI serta Samuel Wattimena, anggota DPR RI terpilih.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved