Jumat, 3 Oktober 2025

Calon Dokter Spesialis Meninggal

Menilik 2 Aplikasi Buatan FK Undip demi 'Zero Bullying' di Tengah Kasus Tewasnya Aulia Risma

Begini dua aplikasi yang diluncurkan oleh FK Undip demi 'zero bullying'. Aplikasi ini meluncur lima bulan sebelum kasus tewasnya Aulia Risma.

fk.undip.ac.id
Gedung Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip). Begini dua aplikasi yang diluncurkan oleh FK Undip demi 'zero bullying'. Aplikasi ini meluncur lima bulan sebelum kasus tewasnya Aulia Risma. 

TRIBUNNEWS.COM - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) tengah menjadi sorotan setelah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Aulia Risma Lestari, ditemukan tewas di kamar kosnya di Semarang, Jawa Tengah.

Beredar narasi di media sosial, tewasnya Aulia karena mengakhiri hidup yang disebabkan depresi akibat mengalami perundungan atau bullying oleh seniornya.

Namun, pihak kampus langsung membantah hal tersebut dengan mengungkapkan Aulia meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.

Adapun hal ini disampaikan Rektor Undip, Suharmono, lewat Manager Layanan Terpadu dan Humas Undip, Utami Setyowati.

"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas (kerahasiaan) medis dan privasi almarhumah, kami tidak bisa menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan," tuturnya, Kamis (15/8/2024), dikutip dari Tribun Jateng.

Sementara, terlepas dari bantahan Undip terkait penyebab tewasnya Aulia, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyebut memang adanya intimidasi dari senior ke junior di PPDS Anestesi FK Undip.

Dikutip dari Kompas.com, intimidasi yang dimaksud Budi Gunadi berupa pelarangan para junior oleh senior untuk buka suara terkait tewasnya Aulia yang diduga akibat bullying.

Budi menyebut temuan ini membuat pihaknya menutup sementara kegiatan belajar di PPDS Anestesi FK Undip agar penyelidikan terkait tewasnya Aulia berlangsung cepat.

"Itu sebabnya kita berhentikan sementara. Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat bersih dan transparan bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi," ujar Budi, Kamis.

Baca juga: Ada Intimidasi ke Junior PPDS soal Kasus Bullying Dokter Aulia, Menkes Bekukan Prodi Anestesi Undip

5 Bulan Lalu, FK Undip Luncurkan 2 Aplikasi demi Wujudkan 'Zero Bullying'

Di sisi lain, sebelum kasus tewasnya Aulia, FK Undip pada Maret 2024 lalu, telah meluncurkan dua aplikasi yang bertujuan untuk menggalakkan 'zero bullying' di lingkungan kampus.

Dikutip dari laman FK Undip, dua aplikasi itu bernama Gerakan Zero Bullying (Gazebu) dan Curhat Online (Curcol).

Dekan FK Undip, Yan Wisnu Prajoko, mengatakan peluncuran dua aplikasi ini demi menciptakan lingkungan yang menyejahterakan mahasiswa dengan pemanfatan teknologi.

"Peresmian aplikasi Gazebu dan Curcol merupakan bentuk komitmen kami sebagai upaya dalam mewujudkan gerakan zero bullying dan memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan masukan terkait sarana dan prasarana yang lebih baik di Fakultas Kedokteran Undip," ujarnya saat itu.

Adapun aplikasi Gazebu dan Curcol dirancang dengan teknis pemberian ruang bagi mahasiswa yang menerima bullying.

Namun, identitas mahasiswa yang melapor akan dirahasiakan atau bersifat anonim.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved