Senin, 29 September 2025

Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Bulan Zulhijjah

Simak contoh teks khutbah Jumat dengan tema bulan Zulhijjah yang berjudul Menyambut Bulan Zulhijjah yang Penuh Berkah.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Freepik
Ilustrasi khutbah - Contoh teks khutbah Jumat dengan tema bulan Zulhijjah yang berjudul Menyambut Bulan Zulhijjah yang Penuh Berkah. 

Rosululloh S.A.W. ditanya: “Amal ibadah apakah yang paling utama?” Beliau bersabda: “Beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya.” Dikatakan kepadnya: “Kemudian apa?” Beliau bersabda: “Jihad di jalan Alloh.” Dikatakan kepadnya: “Kemudian apa?” Beliau bersabda: “Haji yang mabrur.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

2. Surga adalah balasan bagi haji yang mabrur. Rosululloh bersabda:

اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمرَةِ كَفّارَةٌ لِمَا بَينَهُمَا, وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلّا الْجَنَّةُ.

“Umroh yang pertama sampai umroh berikutnya adalah kaffarot (pelebur) dosa yang dilakukan di antara keduanya, dan haji mabrur tiada balasan baginya melainkan syurga.”(H.R. Bukhori, Muslim).

3. Ibadah haji bisa menghapus dosa, bahkan keseluruhan dosa bisa terhapus dengan ibadah haji. Rosululloh bersabda:

مَنْ حَجَّ, فَلَمْ يَرْفُثْ, وَلَمْ يَفْسُقْ, رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

“Barangsiapa berhaji dan dia tidak melakukan jima’ dan tidak pula melakukan perbuatan dosa, maka dia kembali seperti hari ia dilahirka ibunya.” (H.R. Bukhori, Muslim).

4. Orang yang menunaikan haji dan umroh doanya dikabulkan. Dari ‘Abdulloh ibnu ‘Umar, Rosululloh bersabda:

الغَازِي فِي سَبِيلِ الله, وَالحَاجُّ وَالمُعتَمِر, وَفْدُالله, دَعَاهُم, فَأَجَابُوهُ, وَسَأَلُوهُ, فَأَعْطَاهُمْ.

“Orang yang berperang di jalan Alloh, orang yang menunaikan haji dan yang menunaikan umroh adalah tamu Alloh. Alloh memanggil mereka, maka merekapun menjawab panggilan-Nya. Dan mereka memohon kepada-Nya, Alloh-pun memberikan permohonan mereka.”

Keempat: Dzulhijjah Merupakan Bulan Muktamar Islam Tingkat Dunia; Padang Arafah menjadi saksi bisu berkumpulnya umat Islam dari seluruh penjuru dunia. Mereka datang dengan penuh harap dan tekad untuk menunaikan ibadah haji, dengan puncaknya adalah wukuf di arafah. Rasulullah SAW bersabda:

الحج عرفة (رواه الجماعة)

“Haji itu (wukuf) di Arafah.” (HR. Al Jama’ah).

Bulan Dzulhijjah tidak hanya istimewa karena menjadi bulan haji, tetapi juga karena di dalamnya terdapat satu hari yang agung, yaitu Hari Arafah. Bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu dapat menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun. Pahala puasa Arafah bahkan lebih afdhal (lebih utama) dibandingkan dengan pahala puasa Asyura (10 Muharram)

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Kelima Zulhijah. disebut Bulan Berkurban; Di sisi lain, kurban adalah ibadah menyembelih hewan dengan persyaratan tertentu pada tanggal 10, 11, 12, 13 Zulhijah. Berkurban menjadi amalan terbaik di Hari Idul Adha sebagaimana riwayat hadis dari Aisyah Ra. sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, ‘Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam [manusia] pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya,'” (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117).

Rasulullah Saw. mencontohkan sendiri ibadah kurban kepada umatnya. Bahkan Rasulullah menegaskan sekaligus mengancam umatnya dengan kelebihan rezeki namun enggan berkurban sebagai berikut:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Artinya: “Barang siapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami,” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim, namun hadits ini mauquf).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan