Pilpres 2024
VIDEO Gibran Tancap Gas, Mulai Siapkan Program 100 Hari Kerja Hingga Siapkan 'Perahu Baru'
Ia mengaku telah menyiapkan sejumlah program untuk dijalankan selama 100 hari kerja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mulai tancap gas.
Ia mengaku telah menyiapkan sejumlah program untuk dijalankan selama 100 hari kerja.
Gibran juga memastikan janjinya saat kampanye bisa langsung terlaksana.
Selain itu, Gibran memberi sinyal sudah menyiapkan 'perahu baru' untuk masa depannya.
“Apalagi yang kemarin sering kita lontarkan pada saat kampanye. Dan juga menyiapkan quick win satu seri ke depan,” jelasnya.
Bukan hanya itu, Gibran juga memastikan proses transisi ke pemerintahan baru akan berjalan cepat.
pihaknya telah menyepakati dengan pemerintahan lama agar proses adaptasi tidak butuh waktu lama.
“Ya intinya kami sudah menyepakati untuk meminimalkan learning process, dan juga proses adaptasi,” ungkapnya saat ditemui di kantor KPU Kamis (2/5/2024).
Dengan demikian begitu dilantik pihaknya langsung bisa mengeksekusi sejumlah program yang ia janjikan saat kampanye.
“Jadi nanti begitu dilantik langsung kita kerja kerja kerja dan mengeksekusi,” tuturnya.
Ia pun sempat ditanya awak media mengenai kemungkinan sejumlah menteri yang menjabat akan ditarik kembali di masa pemerintahannya.
Menurutnya semua keputusan berada di tangan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Perahu Baru
Gibran memberikan sinyal sudah menyiapkan perahu baru untuk masa depannya.
Hal itu setelah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu didepak dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Soal 'perahu baru' Gibran, Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan, pihaknya masih enggan untuk memberikan keterangan lebih lanjut terkait peluang Gibran bergabung dengan Golkar.
Ia meminta masyarakat menunggu arah politik yang akan diambil oleh Gibran.
Di sisi lain, Dave engga menjawab apakah sudah ada komunikasi formal maupun informal dari Gibran yang akan masuk Golkar.
Sebelumnya, Gibran menyatakan dirinya tengah menyiapkan 'perahu baru' untuk masa depannya.
Wakil Presiden Terpilih ini menjelaskan bahwa hal itu ias siapkan usai 'didepak' sebagai kader partai politik terbesar di Indonesia, PDIP.
Diduga, perahu baru yang dimaksud adalah partai politik baru yang menjadi tempatnya nanti melanjutkan karir politiknya.
Kendati demikian, Gibran enggan membeberkan partai politik mana tempatnya nanti akan bernaung.
Putra sulung Presiden Joko Widodo ini mengatakan, dirinya fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Wali Kota Solo dan menyerap berbagai aspirasi dari seluruh masyarakat Indonesia.
Sementara itu sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengatakan, Presiden Jokowi dan Gibran sudah tak lagi menjadi kader PDIP.
Sebab, sikap politik yang bersangkutan sudah berbeda dengan PDIP.
Selain itu, status Gibran juga sudah tak lagi jadi kader PDIP.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan setelah tak dianggap lagi jadi kader PDIP, langkah Jokowi dan Gibran akan menjadi game changer bagi konstelasi politik di Indonesia ke depan.
Sebab partai lain akan berlomba-lomba menawarkan jabatan strategis kepadanya.
Qodari menilai peluang bagi Jokowi dan Gibran bergabung dengan partai lain terbuka lebar.
Namun terkait ke mana Jokowi bakal berlabuh, hal itu tergantung sikap pengurus dan elite partai politik yang siap membuka ruang dan menggelar karpet merah untuk Jokowi.
Sejauh ini, dua parpol yang Golkar dan PAN mengklaim Jokowi dan Gibran akan bergabung dengan partai mereka.
Kesiapan Golkar dan PAN menampung Jokowi, disebut Qodari, memerlukan perhitungan tertentu.
Misalnya perolehan jumlah kursi berdasarkan hasil Pileg 2024 yang menempatkan Golkar di urutan pertama dan PAN di urutan kedua.
Dalam konteks itu, Qodari menyebut, Partai Golkar tentu lebih menarik dan relevan sebagai partai yang potensial untuk dipilih kalau memang betul-betul menjadi bagian dari partai politik setelah dilepas dari PDIP.
Bukan hanya Jokowi, Qodari juga melihat posisi Gibran memiliki dampak elektoral yang besar bagi partai yang kelak menampungnya.
Qodari mnegatakan, Gibran terbukti menjadi daya tarik bagi pemilih muda dalam Pilpres 2024, baik itu dari beberapa hasil survei maupun exit poll yang menjadi kunci kemenangan untuk Prabowo-Gibran.
Selain tokoh muda potensial, Qodari juga melihat Gibran memiliki peluang emas yang begitu panjang setidaknya dalam 20 tahun mendatang untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan.
Qodari menilai keputusan PDIP melepas Jokowi merupakan suatu kesalahan fatal.
Sebab, berdasarkan survei, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tinggi, yakni di angka 77,5 persen.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.