Senin, 29 September 2025

Airlangga Terima Keluhan Petani Soal Harga Tembakau dan Sulitnya Akses Pupuk Subsidi

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menemui petani tembakau di wilayah Magelang, Temanggung dan Wonosobo Jawa Tegah.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi
Petani tembakau di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo, Jawa Tengah, menyampaikan aspirasinya Minggu (24/12/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menemui petani tembakau di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo di Jawa Tengah, pada Minggu (24/12/2023). 

Ratusan petani yang berasal dari wilayah lereng gunung Sindoro-Sumbing ini menyampaikan keluhannya terkait harga tembakau dan sulitnya pupuk subsidi.

Airlangga mengaku keluhan terkait harga tembakau yang anjlok dan sulitnya akses terhadap pupuk bersubsidi memang bukan hanya terjadi di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.

Airlangga menegaskan, keluhan itu juga dialami petani di wilayah lain.

Di hadapan ratusan petani saat menggelar dialog di Muntilan, Magelang, Airlangga mengaku akan mengupayakan solusi dari keluhan para petani. 

Satu di antara solusi yakni, Airlangga menyarankan para petani membentuk koperasi atau kelompok kerja. 

Menurut Airlangga, dengan koperasi atau kelompok kerja, daya tawar para petani akan lebih tinggi di hadapan perusahaan.

Selain itu, Ketum Golkar juga menyarankan, petani agar tidak tergantung pada keberadaan perusahaan besar saja. Menurutnya, hasil produksi petani bisa ditawarkan kepada perusahaan kelas menengah. 

"Perusahaan rokok kelas menengah, nilai tawarnya akan lebih tinggi untuk petani, jangan hanya ke pemain besar," kata Airlangga di Muntilan, Magelang, Minggu (24/12/2023). 

Airlangga menambahkan, akan mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan harga komoditas tembakau.

Airlangga mengaku, selama ini, pemerintah mengontrol harga beras untuk menjaga daya beli masyarakat karena merupakan kebutuhan pokok. 

Namun, melihat kontribusi cukai rokok, menurut Airlangga sektor pertanian tembakau menjadi komoditas penting.

Menko Pereknomian itu mengatakan, alasan rendahnya harga tembakau karena industri selalu beralasan pemerintah menaikkan cukai rokok. 

Kini, pemerintah sudah mengambil kebijakan kenaikan cukai rokok tidak dilakukan tiap tahun.

"Pemerintah mendorong kebijakan cukai yang panjang, yakni dua sampai tiga tahun. Jadi, kita tidak negosiasi kenaikan cukai rokok tiap tahun," ujar Airlangga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan