Sabtu, 4 Oktober 2025

Contoh Teks Khutbah Jumat, 18 Agustus 2023: Kemerdekaan Sebagai Hak Setiap Bangsa

Simak contoh teks khutbah Jumat berjudul Kemerdekaan Sebagai Hak Setiap Bangsa. Cocok dibawakan saat minggu ketiga Agustus.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Freepik
Ilustrasi Khutbah - Contoh teks khutbah Jumat berjudul Kemerdekaan Sebagai Hak Setiap Bangsa. Berisi materi yang cocok dibawakan saat minggu ketiga Agustus. 

Hadirin, sidang Jum’at yang dirahmati Allah

Para ulama sepakat bahwa kemerdekaan sebagai hak setiap negarabangsa. Setiap negara-bangsa wajib mengakui kedaulatan bangsa lain dengan tidak mengganggu apakah lagi melakukan penjajahan dan penindasan. Semua ajaran agama pun tidak membenarkan adanya ekspansi dan penjajahan terhadap bangsa lain. Islam mengajarkan bahwa semua manusia diciptakan sama, memiliki kodrat yang sama, yang membedakannya hanyalah takwa. Perbedaan suku dan bangsa maupun warna kulit hanyalah untuk saling kenal mengenal, bukan untuk saling menindas dan menjajah. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al Hujurat ayat 13:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. (Q.S. al-Hujurat : 13).

Hakikat penciptaan manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan serta bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah untuk saling kenal, saling berinteraksi dan berkomunikasi, serta saling mengakui keberadaan masingmasing. Perbedaan hanyalah identitas bukan untuk dibeda-bedakan apakah lagi untuk mengganggu kedaulatan bangsa lain. Kemerdekaan justru menjadi hal yang niscaya, menjadi hak bagi setiap bangsa agar warganya dapat hidup tenang dan mandiri dalam mengatur dirinya tanpa bergantung pada bangsa lain. Sedangkan penjajahan dalam bentuk apapun adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Bahkan bagi sebuah bangsa yang mengalami penjajahan, wajib berjuang untuk merebut kemerdekaannya agar terbebas dari segala penindasan. Hal ini diisyaratkan oleh Allah dalam alQur’an Surah al-Qashash ayat 5:

وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَ

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) (QS. alQashash: 5).

Pada ayat lain lebih tegas lagi dikatakan bahwa diperbolehkan untuk berperang jika mereka dianiaya oleh bangsa lain. Hal ini dijelaskan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur’an Surah al-Hajj ayat 39:

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (Q.S. al-Hajj: 39).

Kaum muslimin, jamaah jumat yang dimuliakan Allah

Demikianlah ketentuan Allah yang dituangkan dalam Al-Qur’an, bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Oleh karenanya mereka yang mengalami penjajahan diizinkan oleh Allah untuk berjuang guna membebaskan diri dan merebut kemerdekaan. Dari sini kita dapat mengerti mengapa para pendahulu kita berjuang merebut kemerdekaan meskipun dengan peralatan yang sangat sederhana.

Secara logika, tidak masuk akal bambu runcing dapat mengalahkan meriam dan tank, pejuang berjalan kaki dapat mengalahkan penjajah yang menggunakan mobil bahkan pesawat terbang. Tetapi misi “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” telah membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme mereka untuk terus berjuang merebut kemerdekaan.

Kita juga dapat belajar dari Rasulullah Sayidina Muhammad saw. yang memimpin Negara Madinah dengan pendekatan hikmah dan kebijaksanaan. Tetapi beliau juga secara tegas melakukan pembelaan jika nyawa kaum muslimin terancam. Dengan demikian, perang yang dilakukan oleh Rasulullah saw. bukan dalam rangka ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan sebagaimana dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa, bukan untuk melakukan penjajahan terhadap bangsa-bangsa lain, tetapi dalam rangka menyelamatkan jiwa kaum muslimin dari ancaman kaum kafir serta dalam rangka menjaga eksistensi sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, 11 Agustus 2023: Mensyukuri Kemerdekaan

Kaum muslimin, jamaah jumat yang dimuliakan Allah

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved