Selasa, 30 September 2025

DPR Nilai Kemenhan Sudah Pertimbangkan Azas Manfaat dari Pembelian Pesawat Tempur Asal Qatar

Lodewijk meyakini, pembelian pesawat jet tempur itu sudah dalam kajian Kemenhan termasuk soal kebutuhan negara atas alutsista tersebut.

Editor: Johnson Simanjuntak
Dok. DPR RI
Lodewijk Freidrick Paulus - DPR Nilai Kemenhan Sudah Pertimbangkan Azas Manfaat dari Pembelian Pesawat Tempur Asal Qatar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrick Paulus menyikapi soal pembelian 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas dari Qatar oleh Kementerian Pertahanan RI (Kemenhan).

Lodewijk meyakini, pembelian pesawat jet tempur itu sudah dalam kajian Kemenhan termasuk soal kebutuhan negara atas alutsista tersebut.

"Pasti kementerian pertahanan melakukan itu pasti satu sudah membuat kajian, kedua melihat katakan dari azas manfaat kemudian apakah ada sesuatu yang ditunggu gitu loh," kata Lodewijk kepada awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Lodewijk juga turut menyoroti terkait pernyataan Menhan Prabowo Subianto yang memberikan alasan pembelian 12 jet tempur tersebut.

Dalam alasannya, Prabowo menyatakan, pesawat jet yang dimiliki Indonesia saat ini sudah berumur.

Sehingga, dinilai perlu untuk dilakukan pembaharuan unit pesawat jet.

"Kalau umpama kalau yang itu ada terus bagaimana? Yang ada sekarang dengan katakan dia (Menhan) sudah katakan sudah uzur sudah out off dead tentu nya ada pertimbangan dari kemenhan," tukas dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto meyakini pembelian 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas dari Qatar mampu manangkal penurunan kekuatan pertahanan RI. Sebab, sudah banyak jet tempur Indonesia yang sudah tua.

Prabowo menuturkan bahwa Indonesia harus tetap membangun kekuatan pertahanan untuk menangkal masalah banyaknya jet tempur RI yang sudah masuk habis masa pakai atau pensiun. 

"Ya jadi sebagaimana diketahui kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, diterent kita, kekuatan penangkal, dan saat ini banyak sekali pesawat kita yang sudah tua dan harus kita refurbished. Kita sedang perbaiki," kata Prabowo di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). 

Prabowo menuturkan pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar dinilai paling relevan. Sebab, pengadaan pesawat baru justru membutuhkan waktu pengiriman yang cukup lama.

Misalnya, kata dia, pengadaan pesawat Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle sebanyak tiga unit baru yang baru akan datang tiga tahun mendatang atau Januari 2026.

"Kita akan beli pesawat-pesawat yang baru, modern, sudah kita kontrak, sudah kita pesen Rafale dari Perancis. Tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, beberapa bulan (yang lalu), datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi, paling cepat," ucapnya. 

"Nah dengan gitu kita lihat yang mana, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5," sambungnya. 

Di sisi lain, Prabowo menuturkan jam terbang jet tempur itu masih rendah meskipun bekas. Dengan begitu, pesawat tersebut masih bisa digunakan hingga 20 tahun ke depan.

"Walaupun dikatakan bekas tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," pungkasnya.

Baca juga: Prabowo: Usia Pakai Pesawat Mirage 2000-5 Eks Qatar Masih di Atas 10 Sampai 15 Tahun

Diberitakan sebelumnya, Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan terkait latar belakang hingga nilai kontrak pengadaan pesawat tempur Mirage 2000-5 eks Qatar Air Force.

Ia menjelaskan pengadaan (A) MRCA/Mirage 2000-5 beserta dukungannya dilaksanakan berdasarkan dua surat.

Surat pertama, kata Edwin, adalah Surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan.

Surat kedua, adalah Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (Beserta Dukungannya) sebesar USD734.535.100.

"Pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar EUR733,000,000.00 dengan penyedia Excalibur International a.s., Czech Republic," kata Edwin ketika dikonfirmasi pada Rabu (14/6/2023).

Rencananya, kata dia, pesawat tersebut akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif.

Selain itu, kata dia, rencananya pesawat-pesawat tersebut akan ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

"Materiil kontrak tersebut meliputi 12 MIRAGE 2000-5 Ex. Qatar Air Force (9 Single Seat And 3 Double Seat), 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service (3 Years), Training Pilot And Technician, Infrastructure, dan Weaponary," kata Edwin.

Saat ini, kata dia, status kontrak dalam proses efektif kontrak.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia, lanjut dia, memiliki perhatian yang tinggi atas kesiapan tempur TNI AU. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved