Mahfud MD Bicara Islam Wasathiyah Hingga Taufik Kiemas saat Ceramah dalam Peringatan Nuzulul Quran
Mahfud menyampaikan ada banyak pelajaran dalam Al-Quran, terutama terkait Islam Washatiyah yang bisa diambil dalam membangun Indonesia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membahas Islam Wasathiyah saat menyampaikan ceramah peringatan Nuzulul Quran yang digelar PDI Perjuangan di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung pada Selasa malam (11/4/2023).
Mahfud menyampaikan ada banyak pelajaran dalam Al-Quran, terutama terkait Islam Washatiyah yang bisa diambil dalam membangun Indonesia.
Praktik Islam Washatiyah tersebut, kata Mahfud, juga sejak awal dijalankan oleh Bung Karno.
Baca juga: Relawan Ganjar dan Masyarakat Kota Banjar Peringati Nuzulul Quran
"Al-quran adalah kitab yang luar biasa, mujizat terbesar yang selalu menimbulkan ketakjuban, banyak pedoman yang bisa kita ambil dalam membangun Indonesia ini," kata Mahfud dalam keterangan resmi Tim Humas Kemenko Polhukam RI pada Rabu (12/4/2023).
Mahfud menyebutkan bahwa ajaran Bung Karno tentang Jas Merah yang dimaknai kalimat jangan melupakan sejarah adalah gagasan yang lahir dari Al-Quran.
Gagasan tersebut, kata Mahfud, termuat khususnya pada ayat yang berbunyi: hai orang-orang yang beriman, bartakwalah kamu dan belajarlah pada sejarah masa lalumu agar bisa menata masa depanmu dengan baik.
Baca juga: Ceramah Nuzulul Quran di Masjid PDI-P, Mahfud MD Beberkan Jasa Taufiq Kiemas
"Karena itu sejak dulu, Negara ini telah berdiri di dalam proses pemikiran intelektulias seperti Bung Karno, sosok agamis yang nasionalis," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan bila dikaitkan dengan Al-Quran, maka NKRI berdasarkan Pancasila adalah apa yang disebut pelaksanaan Islam Washatiah atau Islam yang di tengah.
Dalam konteks itu, kata dia, ada banyak hal yang telah dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Menciptakan umat Islam yang di tengah (washatiyah) sama persis yang bisa digali dari dasar negara Pancasila," kata Mahfud.
Mahfud menjabarkan nilai dalam Washatiyah antara lain adalah selalu seimbang (tawazul) dalam hubungan dengan masyarakat, terutama dalam ideologi hidup bersama.
Selain itu, kata dia, toleransi (tasamuh) yakni menerima perbedaan sebagai fitrah karena perbedaan adalah rahmat.
Selanjutnya, kata dia, Ishlah (reformasi) yakni memperbaiki tergantung situasi disesuaikan dengan kebutuhandan perkembangan tempat dan zaman dan budaya.
Baca juga: Peringati Nuzulul Quran, Airlangga: Semangat Golkar Seperti Ramadan, Menuju Kemenangan
Dalam ceramah di masjid yang didirikan dan didedikasikan untuk mantan Ketua MPR sekaligus suami dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yakni mendiang Taufik Kiemas tersebut, Mahfud juga mengapresiasi almarhum Taufik Kiemas.
Polisi Amankan Pengedar Narkoba di Lenteng Agung, Sabu 901 Gram dan Ganja 3,31 Gram Disita |
![]() |
---|
Charles PDIP Bicara Sistem Kesehatan Nasional di Daerah Terpencil: Akses Tanpa Mutu Adalah Ilusi |
![]() |
---|
Hari Keselamatan Pasien Sedunia, PDIP Tegaskan Hak Rakyat Dapat Pelayanan Kesehatan Bermutu dan Adil |
![]() |
---|
Lokasi Demo Pati 19 September Bergeser, Perwakilan MPB: Aksi Damai Dukung Pansus Hak Angket |
![]() |
---|
Mengingat Peran Arsitek Senyap Budi Gunawan di Pertemuan Bersejarah Jokowi-Prabowo, Prabowo-Megawati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.