Sabtu, 4 Oktober 2025

Ramadan 2023

Apakah Puasa Ramadhan 2023 Bisa Dilaksanakan Serentak? Ini Kata BRIN dan BMKG

Saat ini, umat Muslim di Indonesia menanti kapan puasa Ramadhan 2023 dimulai. Apakah puasa Ramadhan 2023 bisa dilaksanakan serentak?

Tribunnews/JEPRIMA
Petugas falakiyah melakukan ru'yatul hilal (melihat hilal) untuk menentukan awal bulan ramadan 1443 Hijriah menggunakan teropong di Masjid Al-Musyariin, Basmol, Kembangan, Jakarta Barat, Jum'at (1/4/2022). - Inilah penjelasan BRIN dan BMKG apakah Ramadhan 2023 atau 1444 H akan dilaksanakan serentak? 

TRIBUNNEWS.COM - Puasa Ramadhan 2023 atau 1444 Hijriah akan segera dimulai.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menentukan kapan puasa Ramadhan 2023 bakal dilaksanakan.

PP Muhammadiyah menyatakan, puasa Ramadhan bakal jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.

Sementara Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), baru akan melaksanakan Sidang Isbat pada Rabu (22/3/2023) besok.

Lalu, apakah puasa Ramadhan 2023 bisa dilaksanakan serentak?

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan awal Ramadhan 2023 berpotensi serentak.

Baca juga: Daftar 124 Lokasi untuk Pantau Hilal Penentuan Awal Ramadhan 2023 di Seluruh Indonesia

Hal tersebut bisa terjadi jika berdasarkan pertimbangan ilmu astronomi.

Seperti diketahui, biasanya terdapat perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri antara pemerintah dan sejumlah ormas keagamaan besar, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Namun, di tahun 2023, awal Ramadhan berpotensi dilaksanakan secara serentak.

"Apabila saat maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal (WH)."

"Jadi seragam versi 3-6,4 dan WH bahwa 1 Ramadan 1444 pada 23 Maret 2023," kata Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Thomas Djamaluddin, dikutip dari laman resmi BRIN.

Baca juga: Tata Cara Mandi Keramas Sebelum Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Hukumnya

Thomas menambahkan, perlunya kesepakatan soal kriteria dalam penentuan awal Hijriyah.

"Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru," terangnya.

"Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria. Sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat," ujar Thomas.

Ia menjelaskan, bahwa kriteria hilal yang diadopsi berdasarkan pada dalil hukum agama tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved