Kamis, 2 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Kata Ahli soal Potensi Longsor Pasca-gempa Cianjur: Harus Ada Pemetaan, Warga Sebaiknya Mengungsi

Peneliti Pusat Penelitian MKPI ITS, Amien Widodo meminta pemerintah membuat pemetaan kawasan yang rawan longsor pascagempa Cianjur.

Editor: bunga pradipta p
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI
Anjing pelacak dilibatkan dalam pencarian warga yang tertimbun saat proses evakuasi di lokasi longsoran tebing di Jalan Raya Puncak, Kampung/Desa/Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Longsor di Kampung Cigenang ini dampak dari gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo pada Senin, 21 November 2022 sekitar pukul 13.15 WIB, yang mengakibatkan akses jalan terputus, serta sejumlah bangunan, kendaraan dan warga tertimbun. 

Diberitakan sebelumnya, memasuki musim hujan, kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan agar warga di lokasi gempa Cianjur mewaspadai potensi bencana longsor.

Ia menyebut, khusus Jawa Barat saat bulan Desember tidak memiliki musim kemarau.

"Kita sebentar lagi masuk bulan Desember dan Jawa Barat ini relatif tidak memiliki musim kemarau."

"Jadi hujan terus, sehingga perlu disiapkan di waspadai adanya potensi ya potensi bencana ikutan seperti longsor," ujar dia dalam konferensi pers, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: 151 Orang Masih Hilang akibat Gempa Cianjur, Tim SAR Gabungan Fokus Pencarian Korban

Ia memaparkan, penting untuk diwaspadai adalah material-material rontokan lereng-lereng akibat gempa di banyak titik longsor.

Material-material tersebut dapat membendung lembah sungai di lereng atas.

"Apabila hujan turun terus menerus, akhirnya bendung air hujan itu bisa mendesak onggokan tanah longsor tadi, akhirnya jebol sebagai banjir bandang," ungkap Dwikorita

Dwikorita berharap, ada tim PUPR yang dapat segera membersihkan material-material di atas lereng.

Baca juga: Belum Tersentuh Bantuan, Pengungsi Gempa di Cianjur Makan Nasi dengan Kerupuk dan Tempe

Kejadian yang serupa juga pernga terjadi saat peristiwa gempa di Palu, dan juga gempa di Sumatera Barat di Pasaman, dan di beberapa wilayah lainnya.

"Jadi langkah yang mendesak itu adalah mengendalikan onggokan, tanah material ataupun kayu-kayu yang menutupi aliran sungai di lereng atas," jelas dia.

"Jadi kalau memang ada tenda-tenda itu perlu diperhatikan tentang ancamannya hujan dan dampak ikutannya," harap Dwikorita.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)

Baca berita lainnya terkait Gempa berpusat di Cianjur

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved