Perempuan Bersenjata Terobos Istana
Perempuan Bersenjata Hendak Terobos Istana Presiden Jelang KTT G20 di Bali, Pengamat Minta Waspada
Pihak keamanan harus bisa mengantisipasi adanya potensi tindakan serupa agar tidak terulang saat gelaran KTT G20 berlangsung di Bali.
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Terorisme sekaligus Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib mengatakan aksi perempuan bersenjata hendak terobos Istana Presiden merupakan warning bagi aparat keamanan.
Hal itu mengingat kejadian ini hanya terpaut 20 hari menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan berlangsung pada 15 November 2022 mendatang.
“Dilihat dari waktunya, ini adalah 20 hari jelang KTT G20 di Bali. Jadi ini merupakan warning atau peringatan bagi aparat keamanan dan intelijen untuk lebih memperkuat dan memperketat keamanan,” kata Ridlwan Ridlwan Habib saat dihubungi, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Perempuan Bersenjata Hendak Terobos Istana, Pengamat Ungkit Nama Zakiah, Siapa Dia?
Menurut dia, pihak keamanan harus bisa mengantisipasi adanya potensi tindakan serupa agar tidak terulang saat gelaran KTT G20 berlangsung di Bali.
Adapun antisipasi itu, menurut dia, bisa dilakukan dengan memperkuat sumber informasi terkait potensi tindakan terorisme menjelang KTT G20 tersebut.
“Termasuk memperkuat sumber sumber informasi melalui berbagai jaringan yang ada supaya tidak ada aksi serupa di Bali nanti,” tuturnya.
KTT G20 Dihadiri Kepala Negara
Sejumlah kepala negara yang diundang ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang di Bali akan hadir di forum tersebut.
Anggota-anggota G20 terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan, yaitu Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok atau China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Namun terlepas dari 20 negara itu, Indonesia juga mengundang negara lain dalam forum G20 dalam presidensinya.
Mengutip situs resmi Kementerian Luar Negeri, pada 13 April 2022, Indonesia mengundang sembilan negara tamu (invitees) yang nantinya turut memberikan pandangan dalam pembahasan prioritas.
Negara tersebut yakni Spanyol, Ketua Uni Afrika, Ketua the African Union Development Agency-NEPAD (AU-NEPAD), Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Belanda, Singapura, Persatuan Emirat Arab, Ketua The Caribbean Community (CARICOM), dan Ketua Pacific Island Forum (PIF).
Selain negara, ada 10 organisasi internasional yang diundang, yaitu Asian Development Bank (ADB), Financial Stability Board (FSB), International Labour Organization (ILO), dan International Monetary Fund (IMF), Islamic Development Bank (IsDB), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), World Bank, World Health Organization (WHO), World Trade Organization (WTO), dan United Nations (UN).
Ulah ISIS
Sebelumnya, Pengamat Terorisme Ridlwan Habib menyebut pelaku tersebut diduga merupakan simpatisan ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria, organisasi teroris dunia.
“Pelaku kemungkinan besar adalah lone wolf yang punya simpati terhadap jaringan ISIS,” kata Ridlwan Habib saat dihubungi, Selasa (25/10/2022).
Menurut dia, hal itu lantaran hanya jaringan ISIS yang membolehkan kaum wanita melakukan tindakan serangan.
Sementara kelompok terorisme lainnya cenderung melarang wanita melakukan serangan.
“Hanya ISIS yang memperbolehkan wanita melakukan serangan. Al Qaeda dan kelompok teror lain melarang wanita ikut berperang dan hanya laki laki yang menjadi penyerang,” katanya.
Ia menambahkan dengan tindakan yang dilakukan pelaku tersebut menunjukkan bahwa dia sudah siap dengan risiko yang berpotensi bakal diterima, yakni ditembak mati ditempat.
Pasalnya, Istana Presiden merupakan objek vital dengan pengamanan ketat.
“Pelaku menargetkan objek vital nasional dengan resiko mati/ ditembak mati. Itu artinya Pelaku memang sudah siap mati,” ujarnya.
“Atau bahasa mereka mencari kemuliaan kematian karena aksinya itu,” lanjut Ridlwan.