Rabu, 1 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Penderitaan Korban Tragedi Kanjuruhan, Selamat Tapi Hilang Ingatan dan Tak Bisa Melihat

Tepat berada pada lokasi kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya harus merasakan penderitaan yang luar biasa.

Editor: Hendra Gunawan
SURYA/PURWANTO
Ilustrasi: Kevia Naswa Ainur Rohma (18), salah satu Aremanita (suporter wanita Arema FC) yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (12/10/2022). Naswa menjadi korban luka terkena gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). Hingga hari ke-11 pasca-Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang itu, mata Naswa masih terlihat merah. Hingga kini tercatat korban Tragedi Kanjuruhan berjumlah 737 orang, 132 di antaranya meninggal dunia. SURYA/PURWANTO 

TRIBUNNEWS.COM -- Meski bisa diselamatkan dari maut, sejumlah korban Tragedi Kanjuruhan kondisinya tetap memilukan.

Tepat berada pada lokasi kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya harus merasakan penderitaan yang luar biasa.

Mereka ada yang mengalami hilang ingatan, mata tak bisa melihat lagi karena asap dan patah tulang.

Aremania yang mengalami hilang ingatan karena peristiwa tersebut adalah Cahayu Nur Dewata.

Selain hilang ingatan, bola mata Cahayu masih terlihat memerah.

Baca juga: Sikap Shin Tae-yong soal Tragedi Kanjuruhan, Siap Tinggalkan Timnas Indonesia jika Ketum PSSI Mundur

Kondisi hampir serupa juga dialami Raffi Atha Dziaulhamdi (14), pelajar SMPN 2 Kota Malang yang selamat dari tragedi Kanjuruhan.

Sisa-sisa penderitaan masih ia rasakan karena kondisi matanya belum bisa normal.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya.

1. Hilang ingatan

Kisah pilu menghampiri seorang Aremanita korban tragedi Kanjuruhan, Cahayu Nur Dewata hingga kini masih hilang ingatan.

Dua hari ini, Cahayu mencoba untuk mengingat-ingat peristiwa yang menewaskan 132 suporter usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, Sabtu 1 Oktober 2022.

Dua hari ini hanya ponsel jadi temannya untuk mengingat peristiwa yang membuatnya terkapar saat berusaha keluar dari Stadion Kanjuruhan.

Cahayu juga sempat koma selama tiga hari di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Perempuan yang belum genap berusia 16 tahun itu, hanya duduk lemas di kursi, sembari memegangi ponselnya saat ditemui Surya, Rabu (12/10/2022).

Ponsel ini menjadi saksi, dan menjadi alat untuk dirinya kembali mengingat tragedi di Stadion Kanjuruhan pada malam itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved