Rabu, 1 Oktober 2025

BBM Bersubsidi

Sempat Memanas, Mahasiswa Pedemo Tolak Kenaikan Harga BBM Masih Bertahan di Patung Kuda

Massa mahasiswa demo yang menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) masih belum beranjak membubarkan diri.

Tribunnews.com/ Mario Christian Sumampow
Massa mahasiswa yang berdemo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kawasan Patung Kuda, Monas, Selasa (13/9/2022) masih belum membubarkan diri hingga lewat pukul 18.00 WIB 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa mahasiswa demo yang menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) masih belum beranjak membubarkan diri.

Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, hingga pukul 18.15 WIB massa masih berdiri tegap sambil terus menyuarakan seruan penolakan kenaikan harga BBM diselingi lantunan lagu-lagu nasional.

Aksi massa ini sempat memanas, beberapa peserta aksi sempat hendak menerobos barikade aparat kepolisian.

Bahkan tampak terlihat beberapa botol pilox dan botol plastik berisi air dilemparkan ke arah kepolisian.

Pagar kawat pembatas pun sempat coba dirusak massa.

Baca juga: Gabungan Mahasiswa Demo Tolak BBM, Bawa Lima Tuntutan Ini

Demo penolakan kenaikan harga BBM, Senin (13/9/2022) terdiri dari elemen buruh dan mahasiswa.

Massa tersebar di beberapa titik di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Seiring berjalannya waktu, massa perlahan mulai membubarkan diri kecuali gabungan mahasiswa yang justru tampak makin memanas.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih menjaga ketat keamanan dengan menambah personel dan memperkuat penjagaan.

Baca juga: Kendaraan Tak Bisa Lewat Akibat Massa Demo Tolak BBM Padati Kawasan Patung Kuda

Akibat massa yang masih bertahan, jalan Medan Merdeka Barat hingga saat ini masih ditutup.

Tuntutan Mahasiswa

Koordinator aksi sekaligus Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan pihaknya menolak kenaikan harga BBM. Selain itu, mereka menuntut pemerintah memanfaatkan APBN untuk meredam dampak krisis global.

"Menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM karena berdampak secara signifikan terhadap berbagi sektor kehidupan. Kedua, menuntut pemerintahan mengandalkan APBN untuk meredam dampak krisis energi global yang berdampak bagi masyarakat," kata Bayu di lokasi, Selasa (13/9/2022).

Mereka juga menuntut pemerintah menyelesaikan masalah penyaluran BBM bersubsidi yang kerap membuat subsidi tidak tepat sasaran. Mereka juga menuntut pemerintah menjaga stabilitas harga komoditas daripada memberi BLT yang dinilai cuma untuk meredam protes.

Baca juga: 3 Dokumen yang Perlu Dibawa saat Cairkan BLT BBM Rp 600 Ribu di Kantor Pos

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved