Kamis, 2 Oktober 2025

BBM Bersubsidi

Beragam Respons Warga Soal Naiknya Harga BBM: Bingung Hingga yang Keluhkan Pendapatan Tak Ikut Naik

Sejumlah warga dari mulai pengendara hingga pedagang pom mini rela antre saat detik-detik menjelang kenaikan harga BBM.

Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah warga mengantre membeli bahan bakar minyak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah mengumumkan menaikkan harga bahan bakar minyak jenis Pertalite yang semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 perliter, Solar subsidi yang semula Rp 5.150 perliter menjadi Rp 6.800 perliter dan pertamax semula Rp 12.500 perliter menjadi Rp 14.500 perliter. Tribunnews/Jeprima 

Sementara itu, penumpukan kendaraan bermotor terjadi di SPBU kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, seiring kenaikan harga BBM.

Salah seorang pengguna bahan bakar Pertalite bernama Ferin (51) mengungkapkan dirinya telah mengetahui kenaikan harga BBM tersebut.

Ferin sengat menyayangkan kebijakan pemerintah dengan kenaikan BBM, karena dampaknya pasti ini akan lebih luas.

"Kalau BBM naik pasti semuanya akan ikut naik. Sembako juga akan naik juga. Semuanya juga akan ikut naik," ujar Ferin.

Kenaikan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan solar sempat membuat SPBU di Jalan Raya Gunung Sahari ditutup.

Petugas SPBU menutup sementara seluruh area pengisian BBM untuk mengubahnya terlebih dahulu ke harga baru.

"Kami hanya perintah dari atasan untuk mengubah seperti ini," ujar pria yang memakai pakaian putih, yang sedang mengganti di papan SPBU Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Sementara itu, ada juga warga yang ingin mengisi bensin tampak kebingungan karena SPBU ditutup sementara.

"Ini kenapa ditutup? masa iya kenaikan bensin?" ujar ibu sambil membawa anaknya didalam kendaraan mobil putih tersebut.

Pendapatan tak naik

Sementara, Rayyan (26), seorang ojek online yang sempat bingung saat datang ke SPBU di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat karena baru mengetahui adanya kenaikan harga BBM.

Rayyan mengatakan, kenaikan harga BBM ini diungkapkan kurang tepat dengan penghasilannya yang 'pas-pasan'.

"Kurang tepat aja sih, kan orang kecil rada susah, Apa-apa pada naik, penghasilan aja ga naik," ujar Rayyan saat ditemui di SPBU Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Sabtu (3/9/2022).

Rayyan juga menjelaskan, kenaikan bahan bakar tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatnya, apalagi pekerjaan ojek online sangat bergantung pada kendaraan roda dua, yang membutuhkan bensin.

"Biasanya isi Rp 25 (ribu) dapet 3,2 liter. Tadi 3 liter pas, Biasanya buat berapa kali tarikan, sekarang ini ya agak berkurang," ujar Rayyan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved