Senin, 29 September 2025

Kesehatan

Rekomendasi IDI Soal Cara Penanganan Cacar Monyet, Simak Tipsnya Berikut Ini

Cacar monyet sedang menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang perlu ditangani segera, simak rekomendasi IDI tentang cara penanganannya.

Editor: Miftah
straitstime.com
Ilustrasi Cacar Monyet - Cacar monyet sedang menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang perlu ditangani segera, simak rekomendasi IDI tentang cara penanganannya. 

Rekomendasi IDI soal cara penanganan penyakit menular tersebut dibahas bersama oleh para pengurus IDI dalam Media Briefing di Gedung Sekretaris PB IDI Jl Samratulangi 29 Jakarta Pusat pada tanggal 21 Juni 2022 lalu.

Dalam pertemuan tersebut IDI menyatakan bahwa pandemi telah berganti ke situasi endemi dimana terdapat beberapa penyakit menular lainnya yang mulai dapat dikendalikan.

Salah satu penyakit menular yang sedang menjadi perhatian publik saat ini adalah cacar monyet.

Maka untuk mengendalikan penularan dari cacar monyet, diperlukan kerja sama oleh berbagai pihak.

Baca juga: Satgas IDI: Ada Permintaan Vaksin Monkeypox dari Kelompok Gay

Penyakit menular seperti cacar monyet ini mulai muncul di musim pancaroba.

Selain cacar monyet ada juga penyakit menular lainnya yang perlu diwaspadai seperti Demam Berdarah Dengue, Hepatitis Akut, serta sejumlah penyakit lainnya.

Menurut WHO, penyakit cacar monyet ini ditandai oleh berbagai gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Tak hanya itu gejala cacar monyet juga diikuti dengan perkembangan ruam yang dapat berlangsung selama dua hingga tiga minggu. 

Ruam biasanya ditemukan di wajah, telapak tangan, telapak kaki, mata, mulut, tenggorokan, selangkangan, dan daerah genital dan/atau dubur tubuh.

Baca juga: Mengenal Kembali Penyakit Cacar Monyet, Gejala dan Cara Pencegahan agar Tidak Tertular

Cacar monyet menular dari orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan seseorang yang memiliki ruam cacar monyet, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.

Virus cacar monyet juga dapat menyebar dari seseorang yang hamil ke janin, setelah lahir melalui kontak kulit ke kulit, atau dari orang tua dengan cacar monyet ke bayi atau anak selama kontak dekat. 

Penyakit ini disebut cacar monyet karena pertama kali diidentifikasi pada koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian pada tahun 1958.

Cacar monyet ini awalnya baru terdeteksi pada manusia pada tahun 1970 lalu.

Dan saat ini penyakit cacar monyet kembali merebak di berbagai negara, termasuk Indonesia.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Berita lain terkait Cacar Monyet

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan