Jumat, 3 Oktober 2025

Idul Adha 2022

Pesan Jusuf Kalla di Idul Adha 1443 H : 'Kita harus Bersatu dan Berkemanusiaan' 

Jusuf Kalla mengingatkan, dalam momentum berkurban tahun ini, dia meminta kepada setiap warga masyarakat untuk bisa memanusiakan manusia

Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) (tengah) saat ditemui awak media di Lapangan Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Minggu (10/7/2022). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memberikan pesan perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 H yang jatuh pada hari ini, Minggu (10/7/2022).

JK menyatakan, perlunya persatuan dan kebersamaan antar umat beragama sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

"Seperti khotbah yang disampaikan pak Khotib kita harus bersatu itu mengikuti Sunnah Rasulullah," kata JK saat ditemui awak media usai Ibadah Salat Idul Adha di Lapangan Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Minggu (10/7/2022).

JK juga mengingatkan, dalam momentum berkurban tahun ini, dia meminta kepada setiap warga masyarakat untuk bisa memanusiakan manusia.

Hal itu juga selaras dengan tema khotbah yang diangkat oleh panitia Idul Adha Al Azhar.

"Bagaimana menganjurkan untuk bersatu, dan berkemanusiaan, seperti itu," tukas JK.

Baca juga: Jusuf Kalla, Lukman Hakim dan Jimly Asshiddiqie Salat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar

Diketahui, Mantan Menteri Agama RI (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menjadi Khotib dalam ibadah salat Idul Adha yang digelar di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan.

Lukman membeberkan setidaknya ada tiga poin tantangan kehidupan umat manusia dalam beragama khususnya di Indonesia yang merupakan negara majemuk.

"Agama menasihatkan bahwa setiap manusia punya harkat, derajat, dan martabat yang harus senantiasa dilindungi dan dijunjung tinggi. Inti dan esensi pokok ajaran agama adalah memanusiakan manusia," kata Lukman Hakim dalam khotbah dengan tema 'Memanusiakan Manusia' di atas mimbar, Minggu (10/7/2022).

Adapun tantangan dalam beragama menurut Lukman yakni pertama, saat ini banyak manusia yang kehidupannya telah mengingkari nilai-nilai kemanusiaan.

Dirinya menilai, kekinian, sebagian besar manusia yang beragama justru hidupnya semakin eksklusif dan tidak mementingkan kehidupan orang lain.

"Fenomena beragama yang amat memprihatinkan seperti itu tak hanya mengganggu kehidupan keagamaan di tengah masyarakat yang majemuk, tetapi juga mengancam keutuhan keindonesiaan kita," ucap Lukman.

Tantangan kedua, Lukman menjelaskan,bahwa belakangan ini dirinya menilai sudah mulai muncul fenomena tafsir keagamaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Hal itu dikarenakan, banyaknya tafsir namun tidak berdasarkan kaidah keilmuan, atau dalam kata lain, banyak manusia yang tidak memiliki kompetensi keilmuan yang cukup, tetapi dengan mudah menerjemahkan, menafsirkan, dan menginterpretasikan teks-teks kitab suci. 

"Muncullah terjemahan dan tafsir keagamaan yang terlalu berlebihan dan melampaui batas. Sebagian kelewat bertumpu pada teks semata dan mengabaikan konteks sama sekali," beber dia.

"Lahirlah beragam konflik sosial di tengah masyarakat akibat adanya benturan saling memaksakan tafsir yang tak berdasar tersebut," sambungnya.

Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal, Jusuf Kalla Ucapkan Belasungkawa dan Merasa Kehilangan

Tantangan terakhir kata Lukman yakni dengan muncul nya fenomena di mana atas nama agama, setiap orang bisa secara demonstratif mendakwahkan pemahaman bahwa Pancasila bertentangan dengan ajaran agama.

Padahal di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia yang beragam suku ras dan agama, nilai di dalam Pancasila menjadi penting untuk dikedepankan.

"Cara beragama yang berlebihan dan melampaui batas seperti itu juga akan berdampak memperburuk citra agamanya sendiri serta melukai keharmonisan hidup bersama umat agama lain," tukas Lukman.

Sebagai informasi, dalam kesempatan ini, Lukman berdiri sebagai Khotib dengan menyampaikan khotbah bertemakan 'Memanusiakan Manusia serta menjaga kemaslahatan dan kesepakatan bersama'.

Dalam momen salat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar ini juga turut dihadiri oleh mantan Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla serta mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved