Jumat, 3 Oktober 2025

Bursa Capres

Pengamat Nilai Pernyataan Jokowi Soal 'Ojo Kesusu' Isyarat Agar Ganjar-Erick Maju di 2024

Pernyataan ojo kesusu atau jangan buru-buru yang dikatakan Presiden Joko Widodo dalam Rakernas Projo ditafsirkan berbeda.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Istimewa
Jokowi menghadiri Rakernas V Projo di Balai Perekonomian Desa (Balkondes) Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022) 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan ojo kesusu atau jangan buru-buru yang dikatakan Presiden Joko Widodo dalam Rakernas Projo ditafsirkan berbeda oleh pengamat politik INDOPOL, Verdy Firmantoro

Menurutnya, pernyataan Jokowi soal jangan tergesa-gesa dalam menentukan arah politik satu sisi tentu saja betul, karena politik bukan ajang pencarian bakat, yang terkadang dikejar jam tayang.

Politik menurutnya sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat.

"Hanya saja, perlu diingat jika demokrasi di era digital meniscayakan disrupsi, perubahan nan cepat namun tak bisa ditebak. Makanya isyarat Jokowi yang menyebut ‘yang kita dukung bisa jadi ada di sini’ di acara rakernas Projo tersebut juga sudah tepat. Karena masyarakat demokrasi kita yang notabene pengguna media sosial sebetulnya paham, apa yang dimaksud Jokowi tersebut," kata Verdy dalam pesan yang diterima, Selasa (24/5/2022).

Verdy menilai bahwa lewat pernyataan tersebut politik harus realistis dan logis.

"Tidak mungkin presiden Jokowi secara vulgar memberikan dukungan. Juga tidak mungkin mendukung yang tak berpotensi meraih kemenangan dan meneruskan cita-citanya," kata dia.

Baca juga: Pengamat: Jokowi Punya Potensi Jadi King Maker dan Bentuk Poros Baru di Luar PDIP

Verdy kemudian menarik kaitan lain ketika ketika halal bihalal pasca lebaran idulfitri, saat Presiden Jokowi menerima salah satu menterinya di Istana Yogyakarta, Erick Thohir.

Menurutnya, itu juga sebuah isyarat.

"Animo masyarakat yang belakangan ini tengah masif mendeklarasikan bahkan memaketkan Ganjar Pranowo-Erick Thohir untuk berlaga di Pemilihan Presiden 2024 adalah hal yang wajar," katanya.

"Suka atau tidak, duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir dinilai masuk dalam simulasi lembaga survei lantaran keduanya seorang profesional. Selain itu, mereka dianggap mampu memaksimalkan media sosial sebagai alat kampanye jelang Pilpres 2024 mendatang," ucap Verdy.

Setidaknya, dikatakan Verdy, ada lima hal yang membuat nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir potensial dipasangkan sebagai capres dan cawapres 2024.

Baca juga: Respons Ketua Umum Projo soal Pidato Jokowi Minta Relawan Ojo Kesusu Tentukan Capres 2024

Pertama yakni elektabilitas Ganjar terus menguat dan cenderung menempati posisi teratas di berbagai survei opini publik.

"Sementara Erick Thohir juga mempunyai kans maju mewakili kalangan pengusaha dan tokoh pemimpin muda," kata dia.

Kedua, dia menilai pasangan Ganjar dan Erick ditempatkan sebagai paket melanjutkan kepemimpinan pemerintahan saat ini adalah strategi soft landing Jokowi.

"Ini mengingat Ganjar sebagai representasi kepala daerah dan kader PDI Perjuangan, sementara Erick pernah mempunyai track record sebagai Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf. Artinya dengan mengkombinasikan Ganjar-Erick adalah pilihan strategis jika yang diinginkan adalah upaya melanjutkan program-program pemerintahan saat ini," kata Verdy.

Ketiga, menurutnya, sinyalemen Presiden Jokowi di acara Rakernas Projo dapat menjadi lampu hijau terhadap Ganjar Pranowo.

"Dengan mendukung Ganjar naik ke RI 1, dapat berpotensi menyiapkan panggung politik bagi Gibran maju ke Gubernur Jawa Tengah," tambahnya.

Baca juga: PDIP Buka Suara soal Pidato Jokowi Minta Rakyat Ojo Kesusu Tentukan Pilihan Capres 2024

Verdy juga menilai gerakan Erick Thohir yang cukup masif menjangkau publik berpeluang mengoptimalkan keterpilihannya pada basis pemilih pemula.

Selain itu, posisi sebagai Menteri BUMN dapat menjadi center of attention untuk mengerek pemulihan ekonomi pasca pandemi.

"Jika dalam kalkulasi identitas politik, Ganjar mewakili sisi nasionalis (kader parpol nasionalis), sementara Erick diproyeksikan merepresentasikan sisi religius (anggota kehormatan Banser NU) dan basis Muhammadiyah juga tak resisten," ujarnya.

"Meski demikian, jika kedua figur tersebut ingin dipasangkan secara ideal, Ganjar perlu menuntaskan dukungan di internal partainya untuk mendapat rekomendasi elite politik, sementara Erick perlu mempertegas keterwakilan NU-nya agar mendapat restu ulama/ kiai," pungkas Verdy.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Rakernas V Projo di Balai Perekonomian Desa (Balkondes) Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022).

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Acara ini bertujuan untuk menentukan arah politik pada kontestasi politik 2024.

Jokowi menyebut dalam pidatonya agar masyarakat jangan tergesa-gesa dalam menentukan pilihan politik sekali pun pilihannya hadir di acara tersebut.

Jokowi memberi sinyal kepada Ganjar dan langsung disambut meriah dan tepuk tangan seluruh relawan Projo yang hadir.

"Yang berkaitan dengan politik, urusan politik itu jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini. Sudah dibilang, jangan tergesa-gesa. Ini mau tergesa-gesa ini kelihatannya," kata Jokowi dalam pidatonya dikutip dari keterangan yang diterima.

Saat Jokowi menyampaikan itu, para relawan tidak hanya tepuk tangan saja.

Mereka juga meneriakkan nama Ganjar Pranowo yang mengisyaratkan dukungan untuk orang nomor satu di Jawa Tengah itu melanjutkan tongkat estafet Jokowi.

"Pak Ganjar presiden. Pak Ganjar untuk 2024. Maju terus Pak Ganjar," kata para relawan Projo yang hadir.

Lebih lanjut, Jokowi juga menyampaikan akan mengumpulkan seluruh relawan pendukungnya dalam rapat tingkat nasional yang lebih besar untuk menyerap aspirasi soal tokoh politik yang didukung.

Rencananya, dalam pertemuan tersebut nantinya tidak hanya relawan Projo saja yang hadir.

"Jangan sampai, kalau kita ini nggak satu saya pun nanti memutuskan akan bertanya pada saudara semua. Tidak saya putuskan sendiri, saya bukan tipikal seperti itu. Saya akan tanya ketuanya dulu calon kita siapa" kata Jokowi.

Jokowi ingin menunjukkan bahwa relawan pendukungnya masih solid dan masih satu tujuan demi masa depan bangsa Indonesia sebagai kapal besar yang harus dinakhodai seorang pemimpin ulung.

"Saya akan tunjukkan di tingkat dengan pertemuan besar di tingkat nasional, bahwa kita ini masih solid kita ini masih satu dan masih semangat. Karena yang kita miliki ini adalah kapal besar, bukan kapal kecil," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved