Kamis, 2 Oktober 2025

Harga BBM Pertamax RON 92 akan Naik Capai Rp 16.000 Per Liter, Pertamina Masih Kaji Ulang

Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax RON 92, hingga saat ini masih dikaji PT Pertamina (Persero).

Editor: Miftah
Istimewa
Ilustrasi pengisian BBM jenis Pertamax pada kendaraan roda dua - Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax RON 92, hingga saat ini masih dikaji PT Pertamina (Persero). (Sumber:Tribunnews/Irwan Rismawan) 

 Di beberapa daerah, Pertamax RON 92 dijual dengan harga Rp 9.000, Rp 9.200, dan Rp 9.400 per liter.

Dengan pertimbangan ini, DPR pun mendukung penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang mengikuti harga keekonomian minyak dunia.

DPR Setuju Naikkan Harga Pertamax, Tapi Bertahap

Komisi VII DPR meminta PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM jenis Pertamax RON 92, seiring naiknya harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel.

Kendati demikian, Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno berharap Pertamina tidak menaikkan harga Pertamax secara drastis.

Kenaikkan harga tersebut mestinya dilakukan secara bertahap.

"Berhubung Pertamax itu bukan merupakan BBM subsidi dan bisa dilepas ke pasar sesuai mekanisme."

Baca juga: YLKI: Masyarakat Perlu Pahami, Pertamax Bukan BBM Subsidi

"Kami anjurkan agar ada evaluasi terhadap harga Pertamax di SPBU Pertamina."

"Tidak perlu langsung drastis, bisa secara bertahap (kenaikannya)," kata Eddy kepada Tribunnews.com, Sabtu (26/3/2022).

Menurut Eddy, harga jual Pertamax saat ini terpaut jauh dengan harga SPBU milik perusahaan minyak swasta.

Padahal produknya sama, yakni Pertamax RON 92.

"Pertamax masih Rp 9 ribu per liter, tapi tempat lain sudah Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per liter. Jadi kerugian Pertamina cukup besar," sambung Eddy.

Baca juga: Harga BBM Pertalite Dipertahankan Tidak Naik, Bagaimana dengan Pertamax?

Meski nantinya ada kenaikkan, Eddy berkenyakinan hal ini tidak membuat konsumen masif berpindah ke Pertalite yang lebih murah. 

"Diharapkan ke depannya pengguna Pertamax tetap gunakan Pertamax."

"(Diharapkan) yang migrasi (berpindah dari Pertamax ke Pertalite) hanya minim, karena mempertahankan kualitas ketahanan kendaraannya ke depan," lanjut Eddy.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Seno Tri Sulistiyono)(Tribun-Timur/Edi Sumardi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved