Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Melonjak, Sederet Pihak Minta PTM Dihentikan, Kembali Pembelajaran Jarak Jauh

Kasus Covid-19 terus meningkat, sejumlah pihak minta Pembelajaran tatap muka (PTM) dihentikan, siswa kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Miftah
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI PTM - Siswa memeriksakan suhu tubuh sebelum masuk kelas pada pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (10/1/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung menerapkan pembagian empat kelompok simulasi PTM 100 persen di Kota Bandung. Kelompok simulasi satu menjalankan PTM dengan jumlah 100 persen, kelompok dua 75 persen, tiga 50 persen, dan yang belum menjalankan PTM dengan kapasitas pelajar maksimal 25 persen. Sementara durasi pembelajaran dibatasi diatur per sesi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Menurut dia, kasus Covid-19 pada anak mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Namun, pasien anak yang terpapar Covid-19 tersebut tidak diketahui terinfeksi varian Omicron atau varian lainnya.

Sebab, pemeriksaan sampel Covid-19 dengan whole genome sequencing (WGS) hanya dilakukan terhadap pasien yang memiliki gejala berat.

"Apakah dia (pasien anak) terpapar Omicron atau tidak, belum tentu dilanjutkan ke genome sequencing-nya karena kriterianya dia harus klinis berat baru dilanjutkan," ucapnya.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 dari Indonesia, Berbeda dari Omicron dan Delta, Ini Penjelasan dari Kemenkes

Lebih lanjut, kata Piprim, rumah sakit saat ini sudah kembali membuka ruang perawatan khusus anak yang terinfeksi Covid-19.

"Dan kita sedang on going mengumpulkan data pasien anak, tetapi dibandingkan minggu-minggu sebelumnya, biasanya WhatsApp grup sepi tidak ada laporan, saat ini sudah ada dokter anak yang lapor pasiennya positif Covid-19," tutur dia.

2. Satgas IDI Minta Pemerintah Hentikan PTM Sementara

Hal senada disampaikan juga oleh Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban.

Melihat kasus Covid-19 pada Rabu (26/1) tembus angka 7 ribu, Zubairi mulai khawatir dengan perihal penyelenggaraan PTM yang sudah berjalan.

Ia menyebut PTM kini tidak aman bagi para siswa seiring melihat kondisi Covid-19 yang kian meningkat.

"Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10%. Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman. Ada pilihan pembelajaran jarak jauh," ucap Zubairi, dikutip dari akun Twitter-nya @ProfesorZubairi, Kamis (27/1/2022).

Zubairi Djoerban
Zubairi Djoerban (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Baca juga: Klaster Covid-19 di PN Jakbar: 13 Pegawai Positif, Lockdown hingga Awal Februari, Seluruhnya OTG

Menurutnya, akan lebih baik jika pembelajaran kembali kepada sistem daring pada daerah yang rawan.

Zubairi juga mengimbau pemerintah untuk menghentikan PTM untuk sementara waktu dan kembali menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100% dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," jelasnya.

"Ada baiknya di daerah-daerah merah Covid-19 kembali ke sekolah virtual," imbuh dia.

Baca juga: Ampuhkah Mencegah Covid-19 dengan Spray Hidung? Ini Hasil Uji Klinisnya!

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved