Sabtu, 4 Oktober 2025

Fenomena Bulan Hitam di Indonesia Terjadi Mei 2022, Amerika Terjadi Lebih Awal, Mengapa Berbeda?

Fenomena Bulan Hitam di Indonesia terjadi Mei 2022, Amerika terjadi lebih awal. Ada 4 definisi Bulan Hitam menurut LAPAN, simak penjelasan berikut ini

Editor: Daryono
Freepik
Ilustrasi Bulan. 

Empat definisi "Bulan Hitam" yang berbeda-beda:

Bulan Purnama dilihat dari Tokyo Jepang
Bulan Purnama dilihat dari Tokyo Jepang (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

1. Fase Bulan Baru yang kedua dalam satu bulan Masehi

Fenomena ini cukup sering terjadi karena berlangsung periodik dengan periode 29 bulan.

Hal ini disebabkan umur bulan Masehi selain Februari (30 atau 31 hari) lebih panjang dibandingkan dengan durasi siklus Sinodis Bulan (disebut juga Lunasi, yakni 29,53 hari) dan bulan baru pertama di dalam bulan Masehi jatuh di awal bulan, sehingga bulan baru kedua jatuh di penghujung bulan Masehi.

2. Fase Bulan Baru ketiga dalam satu musim astronomis (dari ekuinoks ke solstis maupun solstis ke ekuinoks)

Fase bulan baru ketiga dalam satu musim astronomis yang mengandung empat fase bulan baru terjadi setiap 33 bulan.

Hal ini disebabkan oleh durasi musim astronomis (89 dan 93 hari) lebih panjang dibandingkan dengan interval Bulan Baru pertama hingga keempat (3 × 29,53 ≈ 88,6 hari).

Selain itu, Bulan Baru pertama di dalam musim astronomis jatuh pada awal musim, sehingga Bulan Baru keempat jatuh pada akhir musim.

3. Tidak terdapat fase Bulan Baru di bulan Februari

Hal ini dikarenakan umur bulan Februari dalam tahun basit (28 hari) lebih pendek dibandingkan dengan durasi siklus sinodis Bulan (atau disebut juga lunasi, yakni 29,53 hari).

Fenomena ini terjadi setiap 19 tahun sekali, sesuai dengan siklus metonik ketika fase Bulan Baru bertepatan dengan tanggal Masehi yang sama.

4. Tidak terdapat fase Bulan Purnama di bulan Februari

Hal ini dikarenakan umur bulan Februari dalam tahun basit (28 hari) maupun tahun kabisat (29 hari) lebih pendek dibandingkan dengan durasi siklus sinodis Bulan (atau disebut juga lunasi, yakni 29,53 hari).

Fenomena ini terjadi setiap 19 tahun sekali, sesuai dengan siklus metonik ketika fase Bulan Purnama bertepatan dengan tanggal Masehi yang sama.

Untuk melihat daftar wilayah dan jadwalnya klik di sini.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Fenomena Astronomis

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved