Selasa, 30 September 2025

Partai Rakyat Singgung Eksistensi Syiah dan Kaum Minoritas Lainnya dalam Bingkai Kebhinekaan

Penganut aliran Syiah, seorang LGBT dan kaum minoritas lainnya yang terpinggirkan juga adalah rakyat dalam makna kebhinekaan. 

zoom-inlihat foto Partai Rakyat Singgung Eksistensi Syiah dan Kaum Minoritas Lainnya dalam Bingkai Kebhinekaan
Istimewa
Ketum Partai Rakyat Arvindo Noviar

Menurutnya, memang secara politik elektoral, menyuarakan keresahan penganut Syiah dan LGBT adalah langkah yang kontraproduktif dalam strategi penjaringan suara. 

Karena konsekuensinya adalah, partai yang berani menyuarakan keresahan Syiah dan LGBT akan menabrak tembok besar.

"Ya tentunya, partai tersebut akan mendapatkan stigma yang sama buruknya dengan stigma yang disematkan pada Syiah dan LGBT itu sendiri. Dan tentu saja partai tersebut akan banyak kehilangan potensi suara yang bisa dijaring," tukas Vindo.

Baca juga: SK Kemenkumham Terbit, Partai Rakyat Segera Konsolidasi ke Daerah

Secara berbeda Partai Rakyat berpendapat, ketika sekelompok orang bersepakat membentuk sebuah partai politik, sejak itu pula mereka dibebankan hal yang jauh lebih paradigmatik. 

Daripada hanya sekadar meraup suara elektoral sebanyak-banyaknya.

"Partai politik seharusnya menjadi sarana yang memberikan pendidikan kepada rakyat. Salah satu yang utama adalah pemahaman tentang nilai-nilai kebhinekaan dalam sebuah negara demokrasi," ucapnya.

Partai Rakyat merasa paradigma tentang kebhinekaan yang telah cemar dengan stigma terurai diatas dan harus direkonstruksi secara total. 

Sebagai partai yang menganut kebhinekaan akut, pihaknya menilai, penganut syiah dan seorang LGBT di Indonesia adalah juga rakyat yang harus kami perjuangkan.

Terutama demi pemenuhan hak-hak mereka untuk hidup tanpa stigma dan diskriminasi.

"Kami mengajak para intelektual, cendekiawan khususnya, sosiolog, antropolog, psikolog bersama-sama tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memiliki khidmat dan kebijaksanaan sebagai perwakilan dari seluruh rakyat Indonesia, untuk ikut mencari titik equilibrium dari persoalan ini," ajaknya.

Baca juga: Partai Buruh: Peran Parpol di Parlemen Belum Mencerminkan Aspirasi Rakyat Sepanjang 2021

Dirinya membayangkan suatu hari seorang Syiah tidak perlu bertaqiyyah dan seorang LGBT secara terbuka mengakui diri mereka seutuhnya dengan tenang dan aman, karena keluarga, masyarakat dan negara ikut menjamin pemenuhan atas hak hidup mereka tanpa stigma dan diskriminasi.

"Dan saat itulah semboyan “Bhineka Tunggal Ika” menjadi sebuah perwujudan yang rakyati," pungkas Vindo pria yang biasa berpeci model Presiden Soekarno ini. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan