Hal-hal yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat, dan Setelah Terjadi Gempa Bumi
Berikut hal-hal yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut hal-hal yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Bencana gempa bumi tentu membuat masyarakat menjadi khawatir, gelisah, dan ketakutan.
Namun, masyarakat tidak perlu panik dan harus tenang untuk menyelamatkan diri.
Lalu, apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi?
Baca juga: Pasca-gempa M 7,4, Maluku Barat Daya Diguncang 14 Kali Gempa Susulan, Terbesar Berkekuatan M 5,2
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi
Berikut hal-hal yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi, dikutip dari bmkg.go.id:
Sebelum terjadi gempa bumi
1. Memahami hal utama
- Mengenali apa yang disebut gempa bumi;
- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi (longsor, liquefaction, dll);
- Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
2. Kenali lingkungan tempat bekerja
- Perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat agar saat terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung;
- Belajar melakukan P3K;
- Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran;
- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
3. Persiapan rutin pada tempat bekerja dan tempat tinggal
- Perabotan (lemari, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, atau bergeser pada saat terjadi gempa bumi;
- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran;
- Selalu mematikan air, gas, dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
4. Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah
Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (misalnya lampu dll).
Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material.
5. Alat yang harus ada di setiap tempat
- Kotak P3K;
- Senter/lampu baterai;
- Radio;
- Makanan suplemen dan air.
Saat terjadi gempa bumi
1. Jika berada di dalam bangunan
- Lindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, dll;
- Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan;
- Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
2. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka
- Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar, seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll;
- Perhatikan tempat berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
3. Jika sedang mengendarai mobil
- Keluar, kemudian turun dan menjauh dari mobil, hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran;
- Lakukan point nomor 2.
4. Jika tinggal atau berada di pantai
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
5. Jika tinggal di daerah pegunungan
Apabila terjadi gempa bumi, hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah terjadi gempa bumi
1. Jika berada di dalam bangunan
- Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib;
- Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;
- Periksa apakah ada yang terluka, lalu lakukan P3K;
- Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada diri sendiri atau orang sekitar;
2. Periksa lingkungan sekitar
- Periksa apabila terjadi kebakaran;
- Periksa apabila terjadi kebocoran gas;
- Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik;
- Periksa aliran dan pipa air;
- Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api, dll).
3. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa
Hal ini dikarenakan kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
4. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa
Kemungkinan masih terjadi bahaya susulan.
5. Mendengarkan informasi
- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan);
- Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
6. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
7. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan.
Penyebab, strategi mitigasi, dan upaya mengurangi gempa bumi
Berikut penyebab, strategi mitigasi, dan upaya mengurangi gempa bumi, dikutip dari ppid.blitarkab.go.id:
Penyebab terjadinya gempa bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi.
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi.
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah.
4. Aktivitas gunung api.
5. Ledakan nuklir.
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi.
Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa.
Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk.
Selain itu, gempa bumi juga menyebabkan bencana lain berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi, serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
Strategi mitigasi dan upaya mengurangi gempa bumi
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa, khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)