Angka Stunting di Sulawesi Barat Tinggi, BKKBN Kerahkan Tim Pendamping Keluarga
Tim pendamping keluarga diterjunkan untuk menekan angka stunting yang tinggi di Sulawesi Barat.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bakal memaksimalkan peran dari tim pendamping keluarga di Sulawesi Barat.
Tim pendamping keluarga diterjunkan untuk menekan angka stunting yang tinggi di Sulawesi Barat.
"Pasti akan dimaksimalkan tim pendamping keluarga. Kita minta melekat mendampingi keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting," ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (19/11/2021).
Hasto mengungkapkan BKKBN memiliki sekitar 900 tim pendamping keluarga di Sulawesi Barat yang berisi tiga orang. Sehingga ada 2.700 orang yang diterjunkan untuk menekan angka stunting.
Menurut Hasto, jumlah ini sudah cukup untuk mendampingi 56.000 warga Sulawesi Barat yang memerlukan pendampingan.
Baca juga: Angka Prevalensi Stunting di Sulawesi Barat di Atas 40 Persen, Tertinggi di Indonesia
"Sudah cukup 56.000 didamping orang 2700. Jadi satu orang setahun mendamping 20 orang," ucap Hasto.
Pendampingan, kata Hasto, harus dilakukan secara intensif untuk mencegah stunting.
"Harus intensif, dia mendampinginya intensif. Mulai dari pranikah, lalu hamil sama baduta," pungkas Hasto.
Seperti diketahui, angka stunting di Sulawesi Barat masih di atas 40 persen. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia tahun 2019 Provinsi NTT dan Sulbar prevalensi stuntingnya masih diatas 40 persen, yakni tertinggi di Indonesia.