Soerjadi Soedirja Meninggal Dunia
Soerjadi Soedirja Meninggal Dunia, Mantan Gubernur DKI yang Pernah Jabat Mendagri dan Menkopolkam
Mantan Gubernur DKI Jakarta era 1992-1997 Jenderal TNI (Purn) Soerjadi Soedirja meninggal dunia pada Selasa (3/8/2021) siang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta era 1992-1997 Jenderal TNI (Purn) Soerjadi Soedirja meninggal dunia pada Selasa (3/8/2021) siang sekira pukul 10.35 WIB.
Kabar duka tersebut tersiar melalui pesan singkat media sosial yang menyatakan jenazah Soerjadi meninggal di RS Mayapada, Jakarta dikarenakan sakit.
Lurah Cilandak Barat Agus Gunawan membenarkan kabar duka tersebut.
Baca juga: FAKTA Anak Bungsu Akidi Tio, Disebut Punya Utang Rp 3 M, Pernah Terjerat Kasus Dugaan Penggelapan
“Betul, sekarang lagi ramai di sini,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (3/8/2021).
Soerjadi meninggal di RS Mayapada karena sakit, pada pukul 10.35 WIB.
Dimakamkan di TMP Kalibata
Rencananya jenazah yang juga merupakan mantan Menteri Dalam Negeri RI itu akan dimakamkan pada sore ini sekira pukul 16.00 WIB di Taman Makam Pahlawan Utama Nasional Kalibata.
"Akan dimakamkan di TMP kalibata jam 16.00," kata Rachman Muchtar, menantu Soerjadi Soedirdja kepada awak media, Selasa (3/8/2021).
Baca juga: FAKTA Meninggalnya Harmoko, Kondisi saat Dibawa ke RS hingga Dimakamkan di TMP Kalibata
Muchtar menyatakan, Almarhum Soerjadi memang telah lama mengalami sakit yakni sekitar 4 tahun.
Adapun sakit yang diderita Soerjadi yakni terkena stroke.
Kata Muchtar, saat dilarikan ke Rumah Sakit, Soerjadi sempat tidak sadarkan diri pada Senin (2/8/2021) pagi.
"Berita duka ini, Jam 10.35 dibawa ke RS kemarin pagi dalam kondisi tidak sadar," tuturnya.
Dirinya meyakinkan kalau almarhum tidak terpapar Covid-19 dengan hasil swab tes negatif.
Baca juga: Menpora Jelaskan Perihal Markis Kido Tak Bisa Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata
"Udah 4 tahun lalu stroke, Bukan karena covid, (hasilnya) negatif," tuturnya.
Almarhum Soerjadi Soedirdja meninggal dunia pada usia 82 tahun, meninggalkan dua orang anak dan tiga orang cucu serta seorang istri.
Saat ini jenazah almarhum Soerjadi Soedirdja diketahui masih berada di rumah duka yang beralamat Jl. MPR 2 no. 8 A, Gaharu, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Profil
Berikut ini profil Surjadi Soedirdja (EYD: Suryadi Sudirja) (lahir di Batavia, 11 Oktober 1939; umur 81 tahun) adalah salah satu tokoh militer dan politikus Indonesia.
Soerjadi Soedirdja juga menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 1992–1997.
Pada masa kepemimpinannya, ia membuat proyek pembangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, dan juga memperbanyak daerah resapan air.
Adapun proyek kereta api bawah tanah (subway) dan jalan susun tiga (triple decker) yang sempat didengung-dengungkan pada masanya belum terwujud.
Ia berhasil membebaskan jalan-jalan Jakarta dari angkutan becak, suatu program yang telah dimulai sejak gubernur sebelumnya (Bang Wi).
Di bidang transportasi misalnya, selain menuntaskan program gubernur sebelumnya dengan aturan larangan becak beroperasi di Ibu Kota karena menyebabkan kekumuhan dan keruwetan lalu lintas, ia mencetuskan subway sebagai transportasi kota modern dan membangun banyak fly over.
Tak hanya sektor transportasi, ia juga memberikan ide pembangunan hunian secara vertikal yaitu rumah susun (rusun) mengantisipasi keterbatasan lahan.
Salah satu rusun yang dibangun pada masa kepemimpinannya adalah Rusun Bendungan Hilir (Benhil).
Sementara untuk mengantisipasi ancaman banjir, Soerjadi Soedirdja menciptakan kawasan hijau dan memperbanyak daerah resapan air yang belakangan jumlahnya semakin menyusut.
Hal lain yang tak luput dari perhatiannya adalah karakter budaya Betawi yang mulai luntur pasca-Ali Sadikin.
Selama memimpin Ibu Kota sangat memerhatikan pengembangan budaya Betawi.
Lahir di Batavia dengan garis keturunan asal Banten, Soejadi membuktikan kecintaannya terhadap budaya dan sejarah Jakarta dengan memproduseri film Fatahillah.
Sementara di lingkup internal pemerintahan DKI Jakarta, Soerjadi memberikan terobosan dengan membuat peningkatan disiplin dan kualitas (profesionalisme) sumber daya aparat melalui Rencana Strategis (Renstra 1992-1997) Pembangunan DKI Jakarta.
Sembilan sasaran menjadi prioritas Renstra itu, yakni pengendalian kependudukan, penanganan permukiman kumuh, pembinaan sektor informal, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pembinaan aparatur, peningkatan penerimaan daerah, kebersihan, kesehatan lingkungan dan penghijauan, lalu lintas dan angkutan umum, serta keterpaduan pembangunan sosial kemasyarakatan.
Selama menjabat sebagai Gubernur DKI, sosok Soerjadi Soerdija sangat dihormati oleh semua kalangan. Sikap tegas dan galaknya menjadikan ia sebagai panutan bagi semua orang.
Di bawah kepimpinannya, Jakarta sebagai daerah aman tergambar melalui motto "Jakarta Teguh Beriman".
Banyak pihak menganggap karakter Ibu Kota ini merupakan cerminan dari pribadinya yang bersih.
Takut terjerumus dalam praktik-praktik kotor yang merugikan masyarakat, Soerjadi bahkan menolak untuk diangkat lagi sebagai Gubernur DKI oleh presiden.
Setelah melepas jabatan Gubernur DKI, karier politik Soerjadi Soedirdja tak padam.
Ia dipercaya menanjak menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada periode 1999-2001 dan Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) 2000-2001.
Selain itu, Soerjadi juga memberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) pada sejumlah ruas jalan.
Untuk mendukung laju mobilitas penduduk, Jakarta pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pihak swasta membangun sejumlah jalan tol yaitu Tol Dalam Kota, Tol Lingkar Luar, Tol Bandara, serta ruas tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor-Ciawi, dan Jakarta-Merak, yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya.
Soerjadi juga menerapkan peningkatan disiplin dan kualitas sumber daya aparat dalam Lima Pedoman Kerja Aparat Pemerintah DKI Jakarta.
Dari program tersebut, Pemerintah Provinsi Jakarta menerima Penghargaan 'Samya Krida Tata Tenteram Karta Raharja'.
Penghargaan itu merupakan apresiasi atas hasil karya tertinggi dalam melaksanakan Pembangunan 5 Tahun.
Berikut latar belakang pendidikan Suryadi Sudirja:
- Akademi Militer Nasional (1962)
- Seskoad (1974)
- Pendidikan militer di Prancis (1974)
- Seskogab (1979)
- Lemhannas (1991)
Karier:
Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988)
Pangdam Jaya (1988-1990)
Asisten Sospol ABRI (1990-1992)
Gubernur DKI Jakarta (1992-1997)
Menteri Dalam Negeri (1999-2001)
Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (2000-2001)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Profil Surjadi Soedirja, Gubernur DKI yang Terkenal dengan Motto Jakarta Teguh Beriman