Minggu, 5 Oktober 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Pengamat Intelijen: Penjara Bikin Teroris Malah Tambah Hebat

Ridlwan Habib menyoroti pola deradikalisasi yang dilakukan pemerintah di lapas-lapas yang di dalamnya terdapat napi-napi kasus terorisme.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/Irwan Rismawan
Anggota Densus 88 membawa terduga teroris dari Makassar setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021). Sebanyak 26 orang terduga teroris yaitu 19 orang dari Makassar dan 7 orang dari Gorontalo yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Densus 88. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Ridlwan mengatakan, pelaku teror bom Thamrin awalnya merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor.

Namun, kata dia, pelaku tersebut bertemu dengan kelompok jihadis yang mencuci otaknya di penjara.

"Dia sebenarnya adalah residivis kasus pencurian motor, bukan kasus terorisme. Tapi begitu keluar dia jadi teroris. Naik level. Belajarnya di dalam penjara. Pembunuh, pemerkosa, ditakut-takutin. Kalian taubatnya tidak akan diterima kalau tidak baiat ke kita. Jadi di dalam penjara, dengan mengikuti itu, mereka mencari pertaubatan, pemurnian dosa, maka dia gabung teroris," kata Ridlwan.

Selain itu, ia juga menyoroti pengawasan terhadap napi teroris setelah keluar dari penjara.

Kebanyakan dari mereka, kata Ridlwan kembali berkegiatan yang cenderung beraroma radikal.

"Karena mereka menghadapi tuntutan hidup. Di satu sisi da anak istri yang harus dinafkahi, di sisi lain masyarakat menolak dia. Karena itu mereka kebingungan. Yang beruntung bisa survive. Tapi lebih banyak yang tidak beruntung. Negara seharusnya yang berjalan di situ, bukan institusi swasta," kata Ridlwan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved