Minggu, 5 Oktober 2025

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Ragam Cerita Keluarga Korban Penumpang dan Awak Kabin Pesawat Jatuh Sriwijaya Air SJ 182

Banyak cerita disampaikan keluarga korban tentang kenangan mereka dengan keluarga yang menjadi penumpang dan awak kabin Sriwijaya Air SJ-182.

Editor: Choirul Arifin
syarif pulloh anwari/tribun jabar
Seorang warga asal Kampung Manglayang, RT 01/03, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat bernama Oke Dhurrotul masuk dalam manifest penumpang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021). Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pramugari asal Parongpong Kabupaten Bandung Barat Masuk Daftar Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, https://jabar.tribunnews.com/2021/01/10/pramugari-asal-parongopong-kabupaten-bandung-barat-masuk-daftar-korban-jatunya-pesawat-sriwijaya-air?page=all. Penulis: Syarif Pulloh Anwari Editor: Ravianto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Sabtu (9/1/2021), empat menit setelah take off dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menyisakan duka mendalam dari keluarga korban.

Banyak cerita disampaikan keluarga korban tentang kenangan mereka dengan keluarga yang menjadi penumpang dan awak kabin Sriwijaya Air SJ-182.

Begitu juga cerita dari para calon penumpang yang gagal terbang dengan pesawat nahas ini.

Salah satu pramugari Sriwijaya Air SJ 182, Mia Tresetyani Wadu (22) adalah penumpang pesawat jatuh.

Rumahnya di Bali mulai tampak ramai, Minggu (10/1/2021).

Keluarga dan kerabat dekat terlihat mempersiapkan tenda di depan rumah Mia, di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar, Bali.

Kakak Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25) mengatakan, pihak keluarga masih menunggu kabar pasti perihal kejadian tersebut.

"Kemarin, Sriwijaya menelepon sebatas konfirmasi pesawat yang dikabarkan benar yang dinaiki adik saya, baru sebatas itu. Informasi lebih lanjut belum ada karena Basarnas juga masih mencari," kata Ardi saat ditemui di kediamannya, Minggu siang.

Ardi dan keluarga berharap proses pencarian dan evakuasi bisa dilakukan secepatnya agar keluarga mendapat kepastian kabar dari adiknya.

Ardi telah berkomunikasi dengan sejumlah kawan adiknya yang ada di Jakarta.

Dari sana ia mengetahui bahwa jadwal adiknya seharusnya ada di penerbangan lain. Kemudian jadwal adiknya ditukar di penerbangan SJ 182.

Keluarga Dinda Amalia, salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, terlihat menangis di Crisis Center SJ 182, Gedung Serba Guna Chandra Dista Wiradi, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (10/1/2021). Tim SAR gabungan hingga saat ini sudah berhasil mengangkat lima kantong bagian tubuh manusia dalam pencarian di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Tribun Pontianak/Destriadi Yunas Jumasani
Keluarga Dinda Amalia, salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, terlihat menangis di Crisis Center SJ 182, Gedung Serba Guna Chandra Dista Wiradi, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (10/1/2021). Tim SAR gabungan hingga saat ini sudah berhasil mengangkat lima kantong bagian tubuh manusia dalam pencarian di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Tribun Pontianak/Destriadi Yunas Jumasani (Tribun Pontianak/Destriadi Yunas Jumasani)

"Dia seharusnya tidak di penerbangan itu, karena tiba-tiba jadwalnya di-switch," katanya.

Mia, kata Ardi, menjadi pramugari di Sriwijaya Air sejak tiga tahun lalu. Kemudian pada Desember 2020 ada perpanjangan kontrak.

Ardi sudah meminta adiknya untuk kembali ke Denpasar dan mencari pekerjaan lain.

"Dia bilang enggak apa-apa, masih pengin jadi pramugari, sejak SMA pengin jadi pramugari," katanya.

Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang Jatuh Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved