Rabu, 1 Oktober 2025

Kisah Eks Komandan yang Sempat Berdebat dengan Benny Moerdani Sesaat Sebelum Bebaskan Sandera Woyla

Ketika itu Soeoroso yang masih berpangkat Kapten dan timnya telah tiba di Bangkok Thailand pada malam hari.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Jenderal TNI Leonardus Benjamin Moerdani atau Benny Moerdani 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komandan tim operasi pembebasan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 atau Woyla Letkol (Purn) Untung Soeroso (83) mengisahkan perdebatan singkatnya dengan mantan Panglima ABRI sekaligus Pangkobkamtib Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani, atau Benny Moerdani sesaat sebelum ia dan timnya menyerang teroris dalam pesawat tersebut pada Maret 1981 lalu.

Ketika itu Soeoroso yang masih berpangkat Kapten dan timnya telah tiba di Bangkok Thailand pada malam hari.

Setelah makan, ia dan timnya sempat diberitahu oleh komandan operasi itu yakni Letjen TNI Sintong Panjaitan yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel bahwa operasi tersebut dibatalkan.

Soeroso dan timnya kemudian diperintahkan untuk tidur atau beristirahat saja.

Baca: TNI AD Sudah Bayar Ganti Rugi dan Santunan kepada 114 Korban, Totalnya Rp 591.776.000

Namun sekira satu jam setelah perintah tersebut yakni sekira pukul 01.00, Soeroso dibangunkan untuk melakukan persiapan.

Saat itu ia dan timnya menggunakan sejumlah perlengkapan selain senjata antara lain rompi antipeluru, alat komunikasi, serta kacamata night vision.

Sambil bersiap-siap, teman-temannya pun ketika itu sempat ngedumel.

"Lalu ketika persiapan prajurit ngomel, itu biasa. Lagi enak-enak katanya suruh tidur, dibangunin. Ini juga Pak Sintong bohongin kita tidak jadi serangan mungkin biar kita tidak ketakutan," kata Soeroso dalam tayangan Podcast Puspen TNI Episode 9 yang diunggah lewat kanal Youtube resmi Puspen TNI pada Sabtu (5/9/2020).

Setelah melakukan persiapan, Soeroso yang saat itu memimpin enam orang anggota timnya kemudian menuju pesawat yang berada di Bandara Don Mueang Thailand dengan menggunakan mobil.

Setelah tiba di sebuah lokasi, kemudian Benny yang berdasarkan info yang dihimpun ketika itu menjabat sebagai Asisten Intelijen Pertahanan Keamanan, menemui mereka.

Ketika itu, kata Soeroso, Benny kemudian memberitahunya kalau tugas tersebut akan mempertaruhkan nyawanya.

"So (Soeroso), kamu ditugaskan kali ini, tidak ada kata-kata kembali kalau kamu tidak sukses. Jadi kamu ini untuk berangkat tugas untuk tidak kembali," kata Soeroso mengulangi pesan Benny kepadanya waktu itu.

Benny lalu bertanya padanya jam berapa ia dan timnya akan memulai aksi tersebut.

Soeoroso pun menjawab jam 04.00.

"Apa? Serangannya mau jam berapa?" kata Soeroso mengulangi perkataan Benny.

"Ya tidak tahu. Serangannya mau jam berapa, terserah," jawab Soeroso.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved