Kamis, 2 Oktober 2025

POPULER NASIONAL: Fakta Meninggalnya Fedrik Adhar | Kisah Ngatimin yang Pernah Memata-matai Belanda

Berikut berita populer nasional selama 24 jam terakhir, dari fakta meninggalnya Fedrik Adhar hingga kisah Ngatimin yang memata-matai Belanda.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
Kolase Tribun Solo dan Kompas.com
Berikut berita populer nasional selama 24 jam terakhir, dari fakta meninggalnya Fedrik Adhar hingga kisah Ngatimin yang memata-matai Belanda. 

Dia menyodorkan uang pecahan yang diluncurkan bertepatan HUT Kemerdekaan RI tersebut,

Ternyata, foto pria berpakaian adat di dalam uang pecahan Rp 75.000 yang dihebohkan netizen tersebut adalah pria berpakaian adat Suku Tidung.

Baca selengkapnya di sini >>>

5. Kisah Ngatimin Pura-pura Jadi Anak tidak Normal yang Memata-matai Belanda: Saya Marah Bapak Ditembak

Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT.
Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT. (TribunSolo.com/Adi Surya)

Ingatan saat sang ayah ditembak mati tentara Belanda kala tengah menggandeng dirinya dan sang adik masih terekam jelas dalam ingatan Ngatimin.

Mereka saat itu tengah berlari di jalanan kampung halamannya, Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar untuk mencari tempat persembunyian.

Pasalnya, ayahnya tengah diburu tentara dan antek Belanda karena dianggap pejuang.

Ayah Ngatimin langsung tersungkur dan meninggalkannya dan sang adik sendirian di tengah jalanan kampung.

Begitulah memoar kematian sang ayah yang masih terpatri dalam ingatan Ngatimin Citro Wiyono (87), seorang pejuang.

Nadanya begitu emosional dan meninggi tatkala menceritakan kematian sang ayah saat Agresi Militer II tahun 1948.

Ayah Ngatimin muda dicap penjuang lantaran sering membantu membangun parit perangkap tank di jalan-jalan kampung.

Terlebih lagi, kediaman Ngatimin tak jauh dari pangkalan udara tentara belanda 'Panasan' atau yang kini dikenal dengan Landasan Udara (Lanud) Adi Soemarmo.

Baca selengkapnya di sini >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved