Virus Corona
Survei Indikator Politik: Mayoritas Menilai Bansos Pemerintah Tak Tepat Sasaran
Masyarakat menyatakan bahwa program bantuan sosial (bansos) dari pemerintah kepada masyarakat terdampak pandemi tidak tepat sasaran.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat menyatakan bahwa program bantuan sosial (bansos) dari pemerintah kepada masyarakat terdampak pandemi virus corona (Covid-19) tidak tepat sasaran.
Sebanyak 60,3 persen responden mengatakan bahwa bansos tidak tepat sasaran.
Hasil terlihat dari hasil survei lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada pada 16-18 Mei 2020 kepada 1.200 responden melalui telepon di seluruh provinsi.
Baca: Survei: 50,6 Persen Responden Pilih PSBB Tetap Dilanjutkan Agar Penyebaran Covid-19 Bisa Diatasi
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat rilis survei nasional Evaluasi Publik terhadap Penanganan Covid-19, Kinerja Ekonomi dan Implikasi Politiknya melalui virtual, Minggu (7/6/2020).
Baca: Bupati Bengkulu Selatan Nyamar Jadi Pedagang Pasar, Ini yang Terjadi Selanjutnya
"Mayoritas (responden,red) menilai, bantuan sosial yang diberikan untuk warga kurang mampu tidak tepat sasaran. Jumlahnya 60,3 persen," kata Burhanuddin.
Jumlah 60,3 persen responden tersebut terbagi menjadi dua kategori. Pertama, sebanyak 46,8 persen responden menilai program bansos kurang tepat sasaran.
Lalu, 13,5 persen responden menilai program bansos sama sekali tidak tepat sasaran.
Meski demikian, ada responden yang menilai bahwa program bansos dari pemerintah sangat tepat sasaran yakni sebesar 4,1 persen.
Baca: Cara Aman Naik Transportasi Umum dan Ojek Online di Masa Pandemi
Sementara, responden yang menganggap program bansos cukup tepat sasaran, yakni sebesar 25,6 persen.
Ada pun responden yang menjawab tidak tahu atau tidak jawab sebesar 10 persen.
Sebagai informasi, survei ini Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada pada 16-18 Mei 2020 kepada 1.200 responden melalui telepon di seluruh provinsi.
Adapun responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Survei dilakukan menggunakan metode simple random sampling dengancmargin of error sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.