Virus Corona
Ingin Ekonomi di Pedasaan Tetap Berjalan, Jusuf Kalla Sarankan Pemerintah Beri BLT daripada Sembako
Jusuf Kalla mengatakan, penanganan Covid-19 melalui kebijakan PSBB berdampak pada aktivitas ekonomi nasional yang menurun.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla mengatakan, penanganan Covid-19 melalui kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak pada aktivitas ekonomi nasional yang menurun.
Menurut dia, kondisi tersebut berdampak pada turunnya daya beli masyarakat.
Tak hanya itu, kondisi ini juga berdampak pada bertambahnya pengangguran di Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, pemerintah harus berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut.

Satu di antara yang harus dilakukan, lanjut dia adalah pemberian bantuan langsung tunai (BLT).
Hal itu diungkapkan Jusuf Kalla dalam sebuah tayangan yang diunggah di kanal YouTube TVOne News, Rabu (20/5/2020).
"Ya memang akibat mereka tidak bekerja banyak masyarakat kita, apalagi masyarakat yang tidak punya tabungan yang tidak mampu."
"Maka sesuai dengan aturan diberikan bantuan sosial BLT kepada masyarakat kita," ujar Jusuf Kalla.
Menurut dia, pemberian BLT kepada warga yang membutuhkan lebih tepat dibandingkan dengan pemberian sembako.
Jusuf Kalla mengatakan, dengan pemberian BLT, dapat membuat ekonomi di pedasan tetap berjalan.
Baca: Jusuf Kalla: Ekonomi dan Krisis Kesehatan Tidak Mungkin Diatur Bersamaan
"Lebih baik BLT dikasih masyarakat agar ekonomi kita berjalan di tempatnya, di pedesaan, di kampung," ungkap Jusuf Kalla.
Lebih lanjut Jusuf Kalla mengatakan, pemberian paket sembako yang didatangkan dari Jakarta hanya akan membuat perekonian berjalan di satu tempat saja.
Selain itu, kata dia, pemberian paket sembako hanya akan menguntungkkan pihak-pihak tertentu saja.
"Tapi kalau diberikan uang (BLT) dia beli pisang, beli beras, dia beli gula merah di kampungnya semua ekonomi di tempat itu bergerak," ungkap Jusuf Kalla.
"Tapi kalau diberikan paket yang dapat keuntungan yang ngurus paket saja," imbuhnya.