Jokowi Minta Jajarannya untuk Stabilkan Harga Bawang Merah dan Gula Pasir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau jajarannya untuk dapat menstabilkan harga bawang merah dan gula pasir yang masih tinggi di pasaran.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti harga bawang merah dan gula pasir yang masih tinggi di pasaran.
Ia mengimbau jajarannya untuk dapat menstabilkan harga kedua komoditi tersebut.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas (Ratas) yang digelar secara virtual, Rabu (13/5/2020).
"Saya melihat yang berkaitan dengan ketersediaan dan stabilitas harga ada dua yang ingin saya soroti," ujarnya yang dikutip dari YouTube Kompas Tv, Rabu pagi.
"Yakni bawang merah yang harga rata-rata nasionalnya masih di angka Rp 51 ribu masih jauh dari harga acuannya yakni Rp 32 ribu," imbuhnya.

Tak hanya bawang merah, Kepala Negara ini juga meminta jajarannya untuk menormalkan harga gula pasir di harga eceran tertinggi yakni Rp 12.500.
Diketahui saat ini harga gula pasir masih tinggi dikisaran Rp 17 - 17.500.
"Kemudian gula pasir juga masih Rp 17 ribu-17.500 padahal HET harusnya di Rp 12.500," tegas Jokowi.
Oleh karena itu Presiden meminta untuk menyelidiki apa penyebab bawang merah dan gula pasir yang masih berada di angka kisaran tertinggi ini.
Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.
"Saya ingin dilihat masalahnya ada dimana apakah urusan distribusi atau stoknya yang kurang, atau ada yang sengaja mempermainkan harga untuk keuntungan yang besar," kata Jokowi.
"Saya minta untuk betul-betul dicek di lapangan dikontrol sehingga harga bisa terkendali dan masyarakat dapat menaikan daya belinya," jelasnya.
Baca: Jokowi Sebut Bahan Pangan Alami Deflasi 0,13 Persen pada April 2020
Baca: Presiden Jokowi Mewanti-wanti Jajarannya soal Krisis Pangan di Tengah Pandemi Corona
Bahan Pangan Alami Deflasi, Jokowi Sebut Ada Penurunan Daya Beli Masyarakat
Dalam kesempatan itu Jokowi kembali mengingatkan kepada jajarannya untuk memperhatikan peringatan FAO, organisasi pangan dan pertanian, terkait ancaman krisis pangan akibat Covid-19.
Jokowi mengungkapkan telah mendapat laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) stok bahan pangan di Indonesia mengalami deflasi 0,13 persen.
Melihat hal ini, ia melihat terdapat penurunan daya beli masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Hati hati dengan peringatan FAO mengenai krisis pangan karena pandemi Covid-19," ujarnya.
"Saya melihat laporan dari BPS di bulan April 2020 bahan pangan justru mengalami deflasi sekitar 13 persen," sambungnya.
Baca: Jokowi Minta Warga yang Belum Terima Bansos Lapor ke RT/RW
Baca: Jokowi Berharap Bansos Jangkau 55 Persen Penduduk Kurang Mampu Hingga Terdampak Corona
Lebih lanjut ia mengatakan hal ini ada indikasi penurunan permintaan bahan-bahan pangan.
Sehingga adanya sejumlah bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah kepada mereka yang kurang mampu serta yang terkena dampak pandemi Covid-19 diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
"Artinya daya beli masyarakat menurun," tegasnya.
"Oleh sebab itu pemerintah telah meluncurkan bantuan sosial tunai untuk 9 juta keluarga, BLT desa untuk 11 juta keluarga, Kartu Sembako, PKH, juga padat karya tunai," kata Jokowi.
"Diharapkan ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat," imbuhnya.
Jokowi Tinjau Penyerahan Bansos Tunai di Kantor Pos, Bogor
Jokowi meninjau langsung penyerahan bantuan sosial (Bansos) tunai di Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (13/5/2020) pagi.
Pembagian bansos dilakukan di kantor pos Kota Bogor.
Kepala Negara yang tampak mengenakan masker dan kemeja putih lengan panjang itu terlihat berdiri di dekat loket serta sesekali tampak berbincang dengan warga sekitar.
Usai meninjau penyaluran Bansos, Jokowi menggelar jumpa pers di depan kantor pos tersebut.
"Pagi hari ini saya ingin memastikan mengecek pembagian bantuan sosial tunai pada masyarakat dan hari ini yang saya cek ada di kantor pos Kota Bogor," ujar Jokowi yang dikutip dari YouTube Kompas Tv, Rabu.

Ia menuturkan dalam penyerahan Bansos tersebut berjalan baik dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Saya lihat semua berjalan dengan baik antreannya bagus dengan menjaga jarak, semuanya pakai masker dan sebelum uangnya diberikan tangan dibersihkan dengan handsanitizer terlebih dulu," jelasnya.
"Saya kira protokol-protokol seperti itu yang harus terus kita jalankan," tegasnya.
Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan bansos yang telah diberikan pemerintah kepada masyarakat sangat banyak seperti PKH, Kartu Sembako, bantuan sosial tunai, BPNT, BLT desa.
Penyaluran bansos ini diberikan sebagai kompensasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik bagi mereka yang kurang mampu maupun yang terdampak pandemi Covid-19.
"Sehingga kita harapkan ini bisa menjangkau kurang lebih 55 persen dari penduduk, baik itu yang kurang mampu maupun yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini," kata Jokowi.
Jokowi juga berharap dengan adanya bansos ini bisa menguatkan daya beli masyarakat. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)