Minggu, 5 Oktober 2025

Ilmuwan Ungkap Risiko Tsunami Dekat Calon Ibu Kota Baru Akibat Longsor Dasar Laut, Ini Kata BMKG

BMKG beri tanggapan soal penemuan ilmuwan terkait adanya potensi tsunami akibat longsoran dasar laut di wilayah dekat calon ibu kota baru Indonesia.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
yogyakarta.kompas.com
Mengevakuasi diri dari tsunami - BMKG beri tanggapan soal penemuan ilmuwan terkait adanya potensi tsunami akibat longsoran dasar laut di wilayah dekat calon ibu kota baru Indonesia. 

Menurut Daryono, tsunami yang teramati di Pulau Sumber Gelap ini memiliki ketinggian 1,5 meter.

Tsunami ini pun menimbulkan kerusakan parah di Pantai Pagatan Kalimantan Selatan.

Adakah kaitan peristiwa tsunami ini dengan fenomena longsoran dasar laut seperti yang dimaksud dalam kajian peneliti asing tersebut?

Menurut Daryono, hingga kini hal itu masih menjadi misteri.

"Tentu perlu ada kajian khusus yang mendalam termasuk kajian paleotsunami untuk menjawabnya," kata Daryono.

Selain Selat Makassar, Daryono mengatakan, beberapa wilayah perairan Indonesia diduga memiliki kawasan rawan longsor dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami.

Baca: Munculnya Ribuan Cacing, Tanda Gempa atau karena Pengaruh Disinfektan? Ini Penjelasan Ahli

Oleh karena itu, menurut Daryono, sesungguhnya Indonesia membutuhkan banyak kajian potensi longsoran dasar laut.

Khususnya, di wilayah Samudra Hindia, Selat Sunda, Laut Flores, Laut Banda, Laut Maluku, dan Laut Utara Papu.

Sehingga kita sebenarnya membutuhkan banyak kajian potensi longsoran dasar laut, khususnya di samudra Hindia, Selat Sunda, Laut Flores, Laut Banda, Laut Maluku, dan Laut Utara Papua.

Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan, sejumlah peristiwa tsunami mematikan di Indonesia, di antaranya diduga diamplifikasi oleh dampak longsoran dasar laut, seperti:

1. Tsunami Ambon pada 17 Februari 1674 (2.243 orang meninggal)

2. Tsunami Seram pada 30 September 1899 (4.000 orang meninggal) 

3. Tsunami Flores pada 12 Desember 1992 (2.500 orang meninggal)

Baca: Peringatan Dini BMKG Selasa, 28 April 2020: Waspada 8 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat

Daryono mengatakan, baru-baru ini Indonesia mengalami dua kali peristiwa tsunami destruktif akibat longsoran, yaitu Tsunami Selat Sunda akibat longsoran Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 dan tsunami Teluk Palu akibat longsoran saat gempa Palu 28 September 2018.

Menurutnya, kedua bencana tsunami akibat longsoran ini menelan korban jiwa dan kerugian harta benda sangat besar.

Selain tsunami Selat Sunda dan Teluk Palu, Daryono menyebutkan, Indonesia juga pernah mengalami tsunami dahsyat akibat longsoran, seperti tsunami Krakatau 1883 yang menelan 36.000 korban jiwa dan Tsunami Waiteba, NTT 1979 yang menelan 539 korban jiwa dan 364 orang hilang.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved