Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Indonesia Tidak Lockdown saat Wabah Corona, Pengamat: Sudah Tepat

Pengamat Kebijakan Publik AH Maftuchan sebut tindakan pemerintah tidak lockdown sudah tepat, hanya blokir akses China, Italia, Korsel, Iran.

Penulis: Ifa Nabila
YouTube KOMPASTV
Pengamat Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa, AH Maftuchan, menyebut tindakan pemerintah sejauh ini sudah tepat untuk pencegahan virus corona. 

Yurianto menyinggung soal isolasi diri dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Dilansir Tribunnews.com, hal itu diungkapkan Yurianto dalam tayangan YouTube KOMPASTV, Kamis.

Menurut Yurianto, tindakan lockdown malah membuat tindakan penanganan virus corona tidak maksimal.

"Kita tidak akan membuat opsi lockdown. Karena kalau di-lockdown kita malah tidak akan bisa berbuat apa-apa," ujar Yurianto.

Namun keputusan tidak akan lockdown itu nantinya akan melibatkan jajaran menteri demi keputusan final.

"Tetapi tentunya ini akan menjadi keputusan bersama yang akan segera dikoordinasikan di tingkat kementerian," kata Yurianto.

Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengumumkan adanya penambahan kasus baru dari kasus positif Virus Corona di Indonesia, Rabu, 11 Maret 2020 sore.
Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengumumkan adanya penambahan kasus baru dari kasus positif Virus Corona di Indonesia, Rabu, 11 Maret 2020 sore. (Tangkap Layar akun YouTube KompasTV)

Baca: Ahli China Sebut Pandemi Virus Corona akan Mereda pada Juni 2020

Baca: Terisolasi 1 Hari Bersama Mayat Positif Corona, Aktor Luca Franzese: Italia Telah Menelantarkan Kita

Kini pemerintah tak hanya mempersiapkan penanganan pasien virus corona di rumah sakit negeri namun juga swasta.

"Rumah sakit pasti akan kita kejar semua. Sekarang tidak hanya rumah sakit pemerintah, tidak hanya rumah sakit TNI/Polri, BUMN," ungkap Yurianto.

"Tetapi rumah sakit swasta pun banyak kapasitasnya yang bisa digunakan dan ikut berperan," sambungnya.

Bagi Yurianto, orang yang positif virus corona tidak semuanya dalam kondisi lemah tak berdaya, namun masih bisa beraktivitas layaknya orang sehat.

Sehingga, menurutnya yang paling penting dilakukan adalah isolasi diri.

"Karena kalau kita lihat, pada pergerakan penyakit ini tidak seluruhnya jatuh pada kondisi severe, berat, membutuhkan peralatan," ungkap Yurianto.

"Justru sebagian besar kita lihat dari kasus yang ada, sebagian besar dari mereka dalam posisi kondisi sakit yang ringan/sedang," sambungnya.

"Oleh karena itu yang paling penting adalah melaksanakan isolasi."

Yurianto menyebut penerapan isolasi diri di India bisa dijadikan contoh.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved