Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso Dibikin Nyaman, Punya AC Mirip Hotel dan Diawasi CCTV

Ia menuturkan, hal tersebut sekaligus menjawab adanya kabar bahwa pasien mengalami tertekan berada di ruang isolasi.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso Dibikin Nyaman, Punya AC Mirip Hotel dan Diawasi CCTV
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang positif terjangkit virus Covid-19 atau virus corona, dan saat ini berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, pihak rumah sakit telah memberikan pelayanan prima untuk 9 pasien yang dirawat terkait virus Corona di ruang isolasi.

Bahkan, ia memberikan fasilitas layaknya hotel untuk para pasien.

Diketahui, saat ini pihak rumah sakit merawat total 9 pasien terkait virus Corona.

Dari jumlah tersebut, baru dua pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus Covid-19.

"Disana kita buat senyaman mungkin. AC-nya bagus kayak di hotel. Pasien juga bisa nonton TV dan kemudian bisa berkomunikasi," kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).

Baca: Total 9 Orang Dirawat di Ruang Isolasi di RSPI Sulianti Saroso, 2 Orang Positif Virus Corona

Ia menuturkan, hal tersebut sekaligus menjawab adanya kabar bahwa pasien mengalami tertekan berada di ruang isolasi.

Menurut Syahril, pihak rumah sakit berupaya memberikan pelayanan optimal.

"Tapi sekali lagi, yang namanya orang sakit dan dalam isolasi tidak senyaman kalau kita di luar seperti ini. Jadi harap dimaklumi. Mereka juga tidak diapa-apakan?" ungkap dia.

Menurut Syahril, upaya rumah sakit melakukan isolasi terhadap seluruh pasien bertujuan agar tidak ada terjadi penularan virus yang lebih meluas. Namun demikian, ia maklumi kalau psikis dari pasien mengalami tertekan.

"Semua di monitor tetap dengan CCTV di ruang observasi. Kita tahu satu per satu pasien kondisinya. Sekali lagi, kita sangat memaklumi kalau orang dalam pengawasan sendirian di ruangan seperti itu ya," pungkasnya.  

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved