Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Natuna Jadi Lokasi Karantina WNI dari Wuhan, Ketua DPRD Sebut Warga Inginkan Pembuatan Pos Pelayanan

Ketua DPRD Natuna, Andes Putra menjelaskan keinginan dari warga perihal kedatangan WNI dari Wuhan ke wilayah tempat tinggal mereka.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Tangkap Layar kanal YouTube ILC
Ketua DPRD Natuna, Andes Putra menyampaikan kronologi mengenai kepanikan warganya yang mendengar kabar soal kedatangan WNI dari Wuhan. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Natuna, Andes Putra menjelaskan keinginan dari warga perihal kedatangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (4/2/2020).

Andes mengungkapkan sejak awal hingga kini, warga Natuna merasa lebih tenang dari sebelumnya.

Hal itu dikarenakan warga maupun pihak DPRD telah melihat kondisi secara langsung.

Para warga dan DPRD Natuna juga mendapatkan informasi yang rinci dari laporan yang diberikan terkait WNI yang datang dari Wuhan.

Meski demikian, Andes menuturkan warga masih menunggu langkah yang nyata dari pihak Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto.

Ketua DPRD Natuna, Andes Putra mengungkapkan keinginan warga untuk mengetahui langkah konkret dari pihak Kementerian Kesehatan apabila WNI dari Wuhan ada yang terinfeksi Virus Corona.
Ketua DPRD Natuna, Andes Putra mengungkapkan keinginan warga untuk mengetahui langkah konkret dari pihak Kementerian Kesehatan apabila WNI dari Wuhan ada yang terinfeksi Virus Corona. (Tangkap layar kanal YouTube ILC)

Langkah tersebut terkait dengan kondisi akhir dari WNI apabila ada yang terinfeksi dari virus corona.

Warga Natuna menginginkan adanya pos pelayanan untuk mereka.

Namun hingga kini, fasilitas tersebut belum terdapat di wilayah Natuna yang merupakan lokasi karantina 238 WNI yang datang dari Wuhan.

"Dua hari ini kami juga sudah agak tenang karena sudah melihat kondisi dan sudah dibagikan informasi mengenai laporan," ungkap Andes.

"Namun begini, yang kami inginkan adalah langkah-langkah konkret dari Menkes itu untuk masyarakat apabila WNI dari Wuhan itu terinfeksi virus itu."

"Seperti membikin pos pelayanan tidak ada," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Andes juga membenarkan perihal terdapat warga Natuna yang mengungsi setelah kedatangan WNI dari Wuhan.

Andes menuturkan memang terdapat warganya yang merasa takut sehingga memilih untuk pulang kampung.

Meski demikian, saat ini memang ada momen ketika warga Natuna kembali ke tanah kelahiran mereka.

Sehingga, tidak semua warga Natuna pergi karena merasa khawatir soal virus corona.

"Kalau mengungsi betul, tapi memang ada momen mereka pulang kampung," terang Andes.

"Tapi ada juga orang yang pulang karena ketakutan."

"Jadi di Natuna itu bermacam-macam suku, jadi kami tidak pernah menolak suku mana saja yang masuk," tambahnya.

Sebelumnya, pihak pemerintah Indonesia telah melakukan evakuasi terhadap sejumlah WNI yang berada di Wuhan, China.

Evakuasi itu dilakukan, Sabtu (1/1/2020), lalu.

Namun, dari 245 WNI, hanya 238 orang yang ikut kembali ke Indonesia.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun mengungkapkan perihal tujuh WNI yang tidak jadi dievakuasi kembali ke tanah air.

Hal tersebut disampaikan melalui telewicara yang videonya diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (2/2/2020).

Djauhari menjelaskan, tiga WNI memang tidak memenuhi standar kesehatan.

Standar kesehatan sendiri telah ditetapkan oleh pihak Pemerintah China serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Diceritakan, tiga WNI tersebut telah berada di bandara dan bersiap untuk pulang ke Indonesia.

Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun sebutkan alasan tujuh WNI tidak jadi dievakuasi dari Wuhan. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun sebutkan alasan tujuh WNI tidak jadi dievakuasi dari Wuhan. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Namun, setelah dilakukan pengecekan ternyata tiga WNI itu tidak memenuhi standar.

Sehingga, tiga WNI yang merupakan mahasiswa tidak ikut dalam proses evakuasi kali ini.

Djauhari mengatakan, kemudian tiga WNI tersebut dirawat terlebih dahulu di klinik bandara.

Setelah kesehatan membaik, baru akan kembali lagi ke kampus masing-masing.

"Mereka itu tidak bisa naik ke pesawat karena tidak memenuhi standar kesehatan yang bertiga itu," terang Djauhari.

"Jadi mereka sudah ada di bandara siap untuk diangkut tetapi karena mereka tidak memenuhi jadi mereka dirawat di klinik bandara."

"Setelah dirawat mereka kembali lagi ke kampusnya," imbuhnya.

Djauhari menambahkan, tiga mahasiswa tersebut kini telah kembali ke kampus masing-masing.

Ketiganya sudah dijemput oleh pihak universitas.

Pihak KBRI Indonesia di China juga telah memenuhi kebutuhan perbekalan untuk satu minggu ke depan.

Lokasi observasi bagi WNI dari Wuhan di Hangar Lanud Raden Sajad, Natuna, Kepri, Minggu (2/2/2020). WNI yang sebelumnya transit terlebih dahulu di Batam tersebut dievakuasi dari Wuhan, China, akibat merebaknya wabah Virus Corona. TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI/LETNAN KUNCORO (TRIBUN/PUSPEN TNI/LETNAN KUNCORO)
Lokasi observasi bagi WNI dari Wuhan di Hangar Lanud Raden Sajad, Natuna, Kepri, Minggu (2/2/2020). WNI yang sebelumnya transit terlebih dahulu di Batam tersebut dievakuasi dari Wuhan, China, akibat merebaknya wabah Virus Corona. TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI/LETNAN KUNCORO (TRIBUN/PUSPEN TNI/LETNAN KUNCORO)

Dalam kesempatan itu, Djauhari kemudian menjelaskan standar kesehatan yang telah ditetapkan untuk evakuasi dari Wuhan.

Yakni seperti suhu badan harus normal, tidak mengalami demam, hingga tak batuk.

"Satu sudah kembali ke kampus dan dijemput oleh pengurus universitas, satu di Wuhan, yang dua sudah dijemput juga oleh pihak asrama dan universitasnya," jelas Djauhari.

"Lalu kita sudah penuhi juga kebutuhan logistik mereka, untuk satu minggu ke depan."

"Ada standar kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah nasional dan WHO, itu suhu badan harus tidak lebih dari yang normal, tidak demam, tidak batuk," tambahnya.

Sedangkan empat yang lain, Djauhari menuturkan memang memilih untuk menetap di China.

Hal tersebut dikarenakan empat WNI telah menikah dengan warga di sana.

Djauhari juga mengatakan empat WNI tersebut dalam kondisi yang sehat.

Untuk memilih tetap di China, Djauhari mengungkapkan empat WNI telah menandatangani surat pernyataan.

Surat tersebut menyatakan empat WNI memang memilih untuk tetap tinggal di China dan bersama keluarganya.

"Yang empat lainnya memang sukarela memilih untuk tetap di sana, karena mereka menikah dengan orang setempat," ungkap Djauhari.

"Iya dalam kondisi sehat."

"Mereka menandatangi pernyataan yakni mereka memilih untuk tetap tinggal di sana bersama keluarganya," tandasnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved