Virus Corona
Mahasiswa Indonesia di Wuhan dalam Kondisi Baik, Sayangkan Berita Tak Benar: Kami Bukan Objek Rating
Mahasiswa Indonesia di Wuhan sebut dalam keadaan baik-baik saja, sayangkan berita tak benar karena mereka bukan objek rating.
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara mahasiswa asli Indonesia yang terjebak di Kota Wuhan bernama Nugraha Krisdiyanta membagikan ceritanya.
Melalui siaran persnya, ia menyayangkan adanya berita simpang siur di beberapa media tanah air.
Pasalnya berita-berita tersebut tidak mencerminkan kebenaran yang terjadi.
Nugraha menuliskan jika salah satu contoh berita yang mengatakan mahasiswa Indonesia di Wuhan 'tidak boleh keluar kamar'.
Berita tersebut dikatakan Nugraha tidak benar.
Bahkan imbasnya membuat para orangtua mereka di Indonesia menjadi khawatir.
Nugraha dan kawan-kawannya mengaku gempar melihat pernyataan tersebut.

Setelah ditelusuri, lanjut Nugraha, ternyata tidak ada pernyataan yang mengatakan 'tidak boleh keluar kamar'.
"Kawan yang menjadi sumber nara mengatakan 'tidak berani keluar kamar'."
"Kata boleh dan berani sangat berbeda. Dan sudah pasti beda pemahamannya." kata Nugraha dari siaran persnya, Senin (26/1/2020).
Selain itu, ada berita yang mengatakan pelajar asal Jawa Timur yang terperangkap di Wuhan dalam kondisi logistik menipis.
Menurut Nugraha, berita tersebut ternyata mengagetkan banyak orang.
Bahkan sampai Ibu Gubernur Jawa Timur sampai mengklarifikasi.
Setelah ditelusuri kembali, sumber tersebut ternyata bukan dari mahasiswa Jawa Timur yang berada di Wuhan.
Namun ada dari sumber lain, hingga berita tersebut harus diubah dan diklarifikasi.
Nugraha menegaskan jika kondisi mereka di Wuhan baik-baik saja.
Bahkan mereka juga sehat dan tidak ada yang terjangkit virus corona.
Bahan makanan yang ada pun tercukupi.
Jika memang menipis, lanjut Nugraha, masih ada supermarket yang buka untuk berbelanja.
Untuk persoalan dana pun mereka masih memiliki dana di PPITW yang dapat digunakan.
Akibat beredarnya berita yang simpang siur, membuat Nugraha dan kawan-kawannya stres.
"Berita-berita yang tidak benar membuat kami sedikit stres dan panik. Padahal sudah berkali-kali dipanggilkan untuk tidak panik."
"Baik dari otoritas kampus, pemerintah Cina, bahkan KBRI sendiripun juga perlu untuk tetap tenang dan tidak rumit," tulis Nugraha.
Oleh sebabnya, Nugraha meminta masyarakat untuk mendukung para mahasiswa Indonesia di Wuhan untuk membuat berita yang benar.

"Dukunglah kami dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan keadaan kami."
"Bukan dengan kata-kata yang bombastis demi meraih peringkat.
"Kami bukan objek rating. Kami masih manusia. Kami masih warga negara Indonesia," kata Nugraha dalam siaran persnya.
Berikut adalah daftar nomor yang bisa dihubungi untuk mengetahui kondisi terkini dari mahasiswa Indonesia di Wuhan:
Ketua PPIT Wuhan: Nur Mussyafak: +86 156 2389 6756
Kemenlu: Tony W. (+62 821 2377 1163)
KBRI Beijing:
Ariyanto Surojo (+86 138 1128 4505), Yaya Sutarya (+86 131 4645 3974), Budi Atyasa (+86 135 5223 5327)
Ketua Normal University Central China Ranting: Muhammad Aris Ichwanto Wechat: marisichwanto WA: 085234674577
Ketua Universitas Wuhan Ranting: Fahmi Wechat: imfahtida WA: 0895378895343
Ketua Teknologi Universitas Wuhan Ranting: Rian Wechat: alfiriantamara WA: 081383853510
Ketua Ranting Universitas Sains dan Teknologi Huazhong: Aas WeChat: khoirulumamh WA: 081230241989
Ketua Universitas Jianghan Ranting: Rio Wechat: cikal3701 WA: 08127651399
(Tribunnews.com/Maliana)