5 Nelayan Indonesia Diduga Diculik Kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah
Lima nelayan Indonesia diduga diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf Malaysia di Perairan Sabah. Penculikan dilakukan karena motif ekonomi.
TRIBUNNEWS.COM - Lima nelayan Indonesia menjadi korban penculikan di Perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada Kamis (16/1/2020) lalu pukul 21.00 waktu setempat.
Pada saat kejadian, kapal nelayan Indonesia ditumpangi delapan nelayan, lima nelayan diculik, sedangkan tiga lainnya dilepaskan.
Kabar penculikan tersebut telah dikonfirmasi oleh pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia.
"Di dalam kapal, terdapat tiga awak kapal WNI yang dilepaskan penculik dan mengkonfirmasi lima awak kapal WNI lainnya dibawa kelompok penculik," kata Plt Juru Bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah pada Minggu (19/1/2020) dikutip dari Kompas.com.
Dilansir dari kanal YouTube TVOnenews, Senin (20/1/2020), menurut keterangan tiga nelayan yang dilepaskan, saat kejadian penculikan, kapal yang mereka tumpangi didatangi enam orang bertopeng dengan menggunakan kapal cepat.
Kemudian, para penculik memaksa membawa kapal beserta nelayan Indonesia menuju perairan Filipina.

Setelah itu, lima nelayan diculik dan tiga lainnya dilepaskan.
Kapal nelayan yang dilepas pada Jumat, (17/1/2020) siang terpantau radar petugas Malaysia dan ditangkap karena bergerak memasuki perairan Negeri Jiran secara mencurigakan.
Pada saat diperiksa petugas Malaysia, ketiga nelayan Indonesia memberikan keterangan bahwa lima rekannya telah diculik kelompok bersenjata dari Filipina Selatan.
Pihak petugas Malaysia kemudian menghubungi Filipina untuk melacak keberadaan lima nelayan Indonesia yang diculik.
Hasil sementara penyelidikan, kelima nelayan Indonesia diculik oleh kelompok bersenjata Filipina, Abu Sayyaf, dan dibawa ke Pulau Sulare atau Pulau Parang.
Alasan penculikan diduga karena motif ekonomi.

Menurut kebiasaan, beberapa hari pasca penculikan, para penculik akan meminta uang tebuasan kepada majikan atau keluarga korban.
Saat ini pemerintah Indonesia dan Filipina akan terus berkoordinasi untuk membebaskan lima WNI yang disandera.
"Pemerintah RI berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina akan berupaya mencari dan membebaskan kelima awak kapal WNI tersebut," ujar Teuku Faizasyah.