Jumat, 3 Oktober 2025

Kasus Novel Baswedan

2 Pelaku Penyiraman Air Keras Tertangkap, Novel Baswedan: antara Apresiasi dan Kekhawatiran

Menanggapi tertangkapnya dua pelaku penyerangannya, Novel baswedan mengaku disatu sisi ingin memberikan apresiasi namun disisi lain ia khawatir.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Infografik: Upaya Pengungkapan Kasus Novel Baswedan 

TRIBUNNEWS.COM - Kepolisain Republik Indonesia (Polri) telah berhasil menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Merespon tersebut, Novel Baswedan mengaku ia memberikan apresiasi kepada polri karena kasusnya kini mulai menemukan titik terang.

"Tentunya di satu sisi saya melihat positif ketika ada upaya pengungkapan," ujar Novel yang dilansir dari kanal YouTube TvOneNews, Sabtu (28/12/2019).

Namun disisi lain, timbul kekhawatiran dibenak penyidik senior KPK ini.

Novel menganggap motif terduga pelaku yang merupakan anggota polisi aktif berisinial RM dan RB ini tidak masuk akal.

Diketahui, kuat dugaan kedua pelaku ini melakukan aksi penyiraman air keras terhadap Novel karena dilatarbelakangi dendam pribadi.

"Disisi lain ketika dikatakan bahwa terkait masalah pribadi dengan saya, ini lelucon apa lagi? Terlebih kalau dibilang ada dendam pribadi, emang saya punya utang apa?," ujarnya.

"Itu dendam dia (terduga pelaku) atau atasannya? Saya kira ini tidak masuk akalah," jelas Novel.

"Saya tidak percaya kalau ini termasuk dalam dendam pribadi," imbuhnya.

"Jadi disatu sisi saya ingin mengapresiasi disisi lain, saya khawatir ada cerita lain ," tambah Novel.

Sehingga, Novel ingin dipertemukan lansung dengan terduga pelaku yang kini telah diamankan oleh pihak kepolisian.

"Saya pikir akan lebih baik kalau saya bertemu dengan orangnya," ujar Novel.

Disinggung terkait apakah Novel mengenal RM dan RB, Novel mengaku tidak pernah mendengar nama-nama itu.

"Saya nggak tahu (RM dan RB)," imbuhnya.

"Saya kenal dengan banyak anggota, anggota Brimob, TNI, yang saya yakin mereka nggak mungkin ya, melakukan hal-hal yang seperti itu," kata Novel.

Novel juga mengaku belum dapat menentukan dirinya puas atau tidak puas terhadap tertangkapnya terduga pelaku ini.

Menurutnya, ini merupakan babak awal dari pengungkapan kasusnya.

Penyidik senior KPK ini meminta agar proses penyelidikan tidak meninggalkan objektifitas dan fakta sebenarnya.

"Saya ingin garis bawahi, sekali lagi jangan tinggal fakta dan objektivitas," tegas Novel.

"Kalau nanti asal sekedar ditangani, saya kira jadi tidak baik," imbuhnya.

Penyidik KPK Novel Baswedan
Penyidik KPK Novel Baswedan (Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com)

Karena kasus penyerangan juga terjadi kepada pegawai KPK lainnya, Novel kemudian mengingatkan Polri agar menuntaskan kasus-kasus tersebut.

"Saya harus ingatkan bahwa serangan ini bukan serangan satu-satunya kepada saya saja," ujarnya.

"Serangan kepada pegawai KPK itu kan juga masih banyak dan semuanya belum ada terungkap," imbuh Novel.

Namun, Novel mengaku terlepas dari itu semua, ia tetap menghormati pada setiap upaya baik yang telah dilakukan oleh penyidik Polri.

Bagaimanapun ada babak baru dalam kasusnya ini.

Senada dengan Novel, sang istri Rina Emilda juga mengalami kekhawatiran terhadap upaya pengungkapan kasus tersebut.

Istri Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda memberikan keterangan kepada wartawan di Kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (28/8/2017). Dalam keterangannya, menjelaskan kondisi terkini Novel Baswedan usai menjalani pengobatan akibat penyiraman air keras, serta mengharapkan Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Istri Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda memberikan keterangan kepada wartawan di Kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (28/8/2017). Dalam keterangannya, menjelaskan kondisi terkini Novel Baswedan usai menjalani pengobatan akibat penyiraman air keras, serta mengharapkan Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Yakni upaya pembentukan cerita untuk menutupi fakta yang sebenarnya.

"Cuma saya khawatir ada upaya membuat cerita yang menutupi fakta sebenarnya," ujarnya yang dikutip dari Tribunnews.com.

Rina berharap Polri terus memperhatikan objektivitas dari fakta-fakta yang ada.

Diketahui sebelumnya, Aparat kepolisian berhasil menangkap dua orang terduga kasus penyerangan Novel yakni RM dan RB.

Mereka berhasil ditangkap di Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (26/12/2019). (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Glery Lazuardi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved