Minggu, 5 Oktober 2025

Tips Menghindari Petir saat Musim Hujan, Jangan Berlindung di Bawah Pohon, Bahaya!

7 Tips cara Menghindari Petir, Kilat, halilintar dari BMKG, Mulai Masuk Ruangan hingga Atur Jarak dengan Orang Lain

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Thermo Fisher Scientific
Ilustrasi BMKG: Tips Menghindari Petir atau Kilat saat Musim Hujan, Jangan Berlindung di Bawah Pohon, Bahaya! 

TRIBUNNEWS.COM - Saat musim hujan sering ditemui kilatan cahaya dari langit yang biasa disebut petir, kilat, atau halintar.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis tujuh tips menghindari petir pada akun Instagram resminya, Minggu (15/12/2019).

"Pergi ke pasar membeli gunting, Jangan lupa belilah sisir, Mimin Punya Info yang Penting tentang cara hindari petir," tulis akun @infobmkg.

Dalam postingannya BMKG memberikan tujuh tips menghindari petir mulai dari berlindung dalam ruangan hingga jaga jarak dengan orang sekitar.

Ilustrasi Cuaca Ekstrem
Ilustrasi 7 Tips Menghindari Petir/Kilat dari BMKG (climatechange-theneweconomy.com)

Berikut tujuh tips menghindari petir

1. Segeralah masuk ke dalam ruangan atau mobil jika kalian sedang berada di luar ruangan dan mendengar guntur.

2. Jika kalian berada di kolam renang, segeralah naik dan menjauh, karena petir dapat menghantarkan energi ke air.

3. JANGAN berlindung di bawah pohon, karena pohon yang tersambar petir energinya dapat melompat ke tubuh.

4. Jauhi tiang listrik, menara, atau sesuatu yang tinggi yang mudah tersambar petir.

5. JANGAN berada di sawah, lapangan, atau taman, karena petir mencari tanah untuk melepaskan energinya.

6. Jika kalian sedang mengendarai motor, segeralah berhenti dan cari tempat untuk berlindung.

7. Jika kalian sedang berteduh di luar ruangan, atur jarak tiga hingga lima meter dengan orang lain agar terhindar dari lontaran energi saat ada petir.

Dikutip dari National Geographic, petir adalah pelepasan listrik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara awan badai dan tanah, atau di dalam awan itu sendiri.

Selama badai, partikel-partikel hujan, es, atau salju bertabrakan di dalam awan sehingga meningkatkan ketidakseimbangan antara awan badai dan tanah, dan sering kali secara negatif mengisi jangkauan yang lebih rendah dari awan badai.

Benda-benda di tanah, di antaranya menara, pohon, dan Bumi itu sendiri, menjadi bermuatan positif.

Alam memperbaiki ketidakseimbangan tersebut dengan cara melewatkan arus di antara kedua muatan.

Petir sangat panas sehingga dapat memanaskan udara di sekitarnya hingga suhu lima kali lebih panas dari permukaan matahari.

Panas tersebut membuat udara di sekitar mengembang dan bergetar secara cepat.

Hal itu menciptakan gemuruh-gemuruh yang biasa didengar dalam waktu singkat setelah melihat petir.

Peringatan Cuaca Ekstrem Besok Senin 16 Desember 2019

Peringatan dini cuaca ekstrem untuk besok, Senin 16 Desember 2019 secara resmi telah dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Minggu (15/12/2019).

Peringatan dini cuaca ekstrem tersebut terkait beberapa wilayah berpotensi hujan lebat dan hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada besok.

Setidaknya ada 17 wilayah diprakirakan berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

Sementara itu hujan lebat berpotensi terjadi di delapan wilayah lainnya.

Ilustrasi hujan petir - Simak prakiraan cuaca BMKG 33 kota besok, Senin 22 April 2019, Jambi dan Pontianak berpotensi cuaca ekstrem hujan petir.
Ilustrasi hujan petir - BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Besok Senin 16 Desember 2019, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir (Science Daily)

Berikut wilayah diperkirakan berpotensi terjadi hujan lebat dan hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada besok Senin (16/12/2019) dikutip dari BMKG.go.id.

Wilayah berpotensi hujan lebat

- Sumatera Barat

- Kep. Riau

- Bengkulu

- Lampung

- Jawa Tengah

- Nusa Tenggara Barat

- Kalimantan Tengah

- Sulawesi Tengah

Wilayah berpotensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat/petir

- Aceh

- Riau

- Jambi

- Sumatera Selatan

- Kep. Bangka Belitung

- Banten

- Jawa Barat

- Jabodetabek

- Yogyakarta

- Jawa Timur

- Bali

- Nusa Tenggara Timur

- Kalimantan Barat

- Kalimantan Utara

- Kalimantan Selatan

- Sulawesi Selatan

- Papua

Peringatan dini cuaca ekstrem pada beberapa wilayah tersebut BMKG rilis berdasarkan temuan massa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di sebagian besar Sumatera, Kalimantan, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Daerah yang memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang/kuat terdapat di Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan dan Papua.

Selain itu juga terdapat sirkulasi siklonik di Selat Karimata (925/850mb), Samudra Hindia Barat Sumatera Barat (925/850mb), Samudra Hindia barat Aceh (925/850mb), Samudera Hindia selatan Bali (925/900 mb) dan di Australia bag Utara (925/900mb) serta sirkulasi angin tertutup (eddy) di Perairan timur Halmahera.

Konvergensi memanjang dari Riau bagian barat hingga Kepulauan Mentawai, Laut Jawa hingga Pesisir Selatan Kalimantan, serta di Papua.

Belokan angin memanjang di sekitar Equator (Near Equatorial Trough).

Low level jet dengan kecepatan angin terpantau >25kt terdapat di Samudra Pasifik Timur Philipina hingga Laut Cina Selatan.

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved