Dikabarkan Bakal Jadi Bos BUMN, Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Tahu
Mantan Menteri Kelautan Periklanan Susi Pudjiastuti menyebut dirinya tidak tahu terkait rumor dirinya bakal jadi bos di BUMN.
"Karena kata 'kalau' cuma mimpi saja nanti hanya berangan-angan," imbuhnya.
Sebelumnya beredar kabar perusahaan di BUMN akan dipimpin oleh para mantan menteri atau mantan wakil menteri (wamen).
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Arya mengaku saat ini BUMN sedang mencari figur yang dapat mengisi BUMN.
"Ada mantan menteri, wamen (yang akan mengisi jabatan di perusahaan BUMN). Pokoknya ada lagi (mantan menteri dan wamen) yang lain," ujar Arya yang dikutip dari laman Kompas.com.

"Kami lagi cari-cari untuk melengkapi BUMN, tapi yang cocok ya,” ujar Arya.
Sontak pernyataan ini membuat berbagai pihak berspekulasi terkait nama-nama yang akan dipanggil oleh Erick Thohir untuk diajak bergabung bersama BUMN.
Nama Susi Pudjiastuti pun santer beredar kencang di publik.
Susi diisukan akan menjadi pemimpin di Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo).
Rekam jejak Susi sebagai mantan menteri kelautan dan perikanan dinilai sudah diakui oleh seluruh masyarakat.
Diketahui, saat menjabat menjadi menteri, Susi dikenal memiliki kebijakan yang tegas terkait penangkapan ikan yang ilegal.
Tak hanya itu, dikutip dari Wikipedia adanya upaya menenggelamkan kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia juga telah berhasil memerangi pencurian dan meningkatnya ekspor ikan Indonesia.
Selain penenggelaman kapal, Susi juga menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets).
Karena penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik dinilai dapat merusak lingkungan.
Penerbitan Peraturan Menteri ini merupakan wujud komitmen Susi pada perlindungan sumber daya kelautan.
Adanya terobosan-terobosan ini membuat Susi dipandang menajadi figur yang tepat kalau ditempatkan sebagai pemimpin di BUMN khususnya Perum Perindo.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)