Respons Tokoh Soal Pernyataan Sukmawati Soekarnoputri, Andre Rosiade Sarankan untuk Minta Maaf
Putri Presiden Ir. Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri kembali tersandung kasus dugaan penistaan agama
Artikel yang dibagikan Hidayat Nur Wahid lewat akun twitternya @hnurwahid; pada Jumat (15/11/2019) itu berisi pernyataan ketika Sukmawati menghadiri sebuah diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita tangkal Radikalisme dan Berantas terorisme' pada Senin (11/11/2019).
Dalam artikel itu, Sukmawati menyebut Insinyur Soekarno lebih berjasa di abad 20, khususnya Untuk kemerdekaan Indonesia.
Hal itu menurutnya membuktikan Presiden Soekarno lebih mulia dibanding Nabi Muhammad SAW.
"Untungnya Bapak Bangsa & Proklamator Indonesia bukan Sukmawati, tapi adalah Bung Karno," ungkap Hidayat Nur Wahid.
Sebab, Soekarno disebut Hidayat Nur Wahid merupakan tokoh yang sangat mengakui Nabi Muhammad.
Bahkan, Bapak Proklamator itu menyatakan jika Nabi Muhammad SAW merupakan pemimpin paling besar.
Menurutnya, Soekarno juga pernah menyebutkan tidak ada pemimpin paling besar selain Nabi MUhammad SAW.
"Tokoh yg sangat akui Nabi Muhammad SAW, dan nyatakan 'kita sbg Umat Islam, harus katakan Muhammad adalah Pemimpin Besar & Terbesar, tak ada Pemimpin yg lebih besar dari Muhammad SAW'," tambah Hidayat diakhiri tagar #JasMerah.
Pernyataan Hidayat dibuktikannya lewat unggahan potret sebuah artikel Republika yang postingannya bersamaan.
Dalam potret tersebut, Republika menuliskan pernyataan Soekarno yang menyebut Nabi Muhammad adalah Pemimpin terbesar pada Selasa 20 November 2018.
Baca: Gus Mus Angkat Bicara Soal Sukmawati Soekarnoputri Bandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad
Baca: Sukmawati Kembali Diduga Nistakan Agama, Pernah Menangis Minta Maaf Soal Puisi Ibu Indonesia
4. Suhud Aliyudin - PKS
Dilansir dari Tribunnews.com, PKS menghimbau masyarakat atau semua pihak untuk berhati - hati dalam memberikan pernyataan.
PKS berharap agar semua pihak tidak menyinggung mengenai isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).
Menurut politikus PKS Suhud Aliyudin, isu SARA merupakan isu yang sensitif, Minggu (17/11/2019).
"Semua pihak harus hati-hati jika membuat statement ya g berkaitan dengan keyakinan agama. Karena hal itu sangat sensitif dan dapat memicu kegaduhan yang tidak perlu," katanya.